Guru Honorer yang Tinggal di WC Sekolah Akan Dibuatkan Rumah

"Secepatnya dalam lima hari selesai. Swadaya, iuran," jelasnya.

Reza Gunadha
Senin, 15 Juli 2019 | 23:06 WIB
Guru Honorer yang Tinggal di WC Sekolah Akan Dibuatkan Rumah
Nining, guru honorer di SD Negeri 3 Karya Buana, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten, terpaksa tinggal di toilet sekolah. [Suara.com/Yandhi Deslatama]

SuaraBanten.id - Manajemen SD Negeri 3 Karyabuana, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten, menegaskan sudah menolak Nining, guru honorer di sekolah tersebut, untuk menjadikan toilet sebagai rumah.

Anggota Komite SDN 3 Karyabuana, Sukron, mengatakan sebenarnya memberikan izin Nining membangun rumah tapi bukan di toilet.

"Kami sudah larang, jangan di sana (berdampingan dengan toilet), agak ke belakang. Rumah pertama mereka sebelumnya memang roboh," kata Sukron, Senin (14/07/2019).

Sukron mengklaim, kecamatan sudah ingin membongkar toilet yang disulat Nining serta suaminya, Eby, menjadi rumah.

Baca Juga:Guru Honorer Tinggal Di WC, Bupati Pandeglang: Mungkin Nyaman di Situ

"Pak Camat sudah suruh bongkar, tapi tergantung (persetujuan) Bu Nining. Kami sudah mau bikin rumah di (tanah milik) ibunya. Semua sudah siap bantu," terangnya.

Nining sebetulnya lahir di Kecamatan Pamarayan, Kabupaten Serang. Kemudian menikah dengan Eby, warga Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang. Nining dan Eby memiliki dua orang anak.

Pihak Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang mengklaim berniat membangunkan rumah bagi Nining dan Eby.

Bahkan, sebelum keduanya membangun rumah yang berdampingan dengan toilet, sempat ditolak oleh kepala dan komite sekolah SDN Karyabuana 3.

"Sebenarnya sudah ditolak baik dari komite, kepala sekolah menolak (bangun rumah) di sana. Namanya WC, menggangu juga. Tapi terpaksa mengizinkan, setelah mereka bilang mau disekat menjadi rumah,” kata Encep Hadikusuma, Sekretaris Camat (Sekmat) Cigeulis.

Baca Juga:Nining 15 Tahun Jadi Guru Honorer, Diupah Rp 350 Ribu, Tinggal di WC

Menurut Encep, dengan keterbatasan Nining sebagai guru honorer yang berpenghasilan Rp 350 ribu per bulan, dan Eby suaminya sebagai buruh serabutan, membuat pihak sekolah dan pemerintah kecamatan akan membantu membangunkan rumah bagi keduanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini