Andi Ahmad S
Selasa, 18 November 2025 | 15:21 WIB
Ilustrasi Kasus HIV di Lebak Banten (Pexels/Aleksandr Kichigin)
Baca 10 detik
  • Kasus HIV/AIDS di Lebak mengkhawatirkan dengan 808 penderita dari 2019-2025, termasuk 116 temuan baru di 2025, dan 21 orang dilaporkan meninggal dunia. 

  • Sebagian besar penderita HIV/AIDS di Lebak berusia produktif, didorong oleh penyalahgunaan narkoba dan pergaulan bebas, mendesak kewaspadaan masyarakat.

  • Pemerintah Lebak menargetkan daerah bebas AIDS dan terus mengoptimalkan pencegahan, sosialisasi di sekolah, serta meminta orang tua mengawasi pergaulan anak.

SuaraBanten.id - Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Lebak, Banten, menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Sebanyak 21 dari 808 penderita HIV/AIDS di Kabupaten Lebak dilaporkan meninggal dunia akibat keganasan virus tersebut. Data ini mendesak masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit mematikan ini.

Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kabupaten Lebak, Paryono, di Lebak pada Senin (18/11/2025), mengatakan pihaknya bersama tim penanggulangan dan pencegahan penyakit menular menargetkan daerah ini terbebas dari penyakit mematikan seperti AIDS, tuberkulosis (TB), dan malaria.

"Penyebaran virus HIV/AIDS bagaikan fenomena 'gunung es', sehingga perlu adanya tindakan pencegahan dan penanggulangan yang melibatkan berbagai komunitas, termasuk masyarakat," katanya.

Paryono menjelaskan, banyak kasus penderita yang tidak terdeteksi oleh tim medis karena mereka tidak melakukan pemeriksaan. Sedangkan yang dinyatakan positif menderita HIV/AIDS adalah setelah melalui pemeriksaan tim medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Adjidarmo Rangkasbitung.

Menurutnya, kasus HIV/AIDS dari tahun 2019 sampai Oktober 2025 tercatat sebanyak 808 kasus, dan dilaporkan 21 orang meninggal dunia. Dari total penderita, sebanyak 116 orang di antaranya adalah temuan baru selama tahun 2025 saja.

"Sebagian besar penderita HIV/AIDS itu berusia produktif," katanya, menyoroti dampak serius pada kelompok usia produktif.

Terkait tingginya angka kasus positif HIV/AIDS itu, pihaknya berharap pelajar, mahasiswa, dan masyarakat agar berhati-hati dalam pergaulan. Hindari penyalahgunaan narkoba dan pergaulan bebas yang menjadi pintu masuk penularan.

Menurut Paryono, pemerintah daerah beserta seluruh elemen masyarakat bersama-sama bertanggung jawab menanggulangi penyebaran virus mematikan itu, baik melalui kampanye maupun sosialisasi di sekolah-sekolah.

Ia menjelaskan penularan penyakit tersebut di antaranya karena jarum suntik bekas narkoba, hubungan seks berganti-ganti pasangan, transfusi darah dari penderita, dan air susu ibu yang orang tuanya tertular HIV/AIDS.

Baca Juga: Jejak 37 Pahlawan Muda di Lengkong: Mensos Gus Ipul Ungkap 2 Kunci Penting Karakter Bangsa

"Kami minta orangtua agar mengawasi anak-anaknya dalam pergaulan agar tidak terjerat dengan seks bebas," katanya.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, dr. Firman Rahmatullah, mengatakan selama ini penyebaran kasus HIV/AIDS tahun ke tahun di daerah itu bertambah, sehingga perlu pencegahan untuk mengantisipasi penyakit mematikan itu.

Pemerintah daerah terus mengoptimalkan penyuluhan-penyuluhan di sekolah maupun di masyarakat untuk mencegah narkoba dan seks bebas. [Antara].

Load More