Andi Ahmad S
Senin, 10 November 2025 | 20:53 WIB
Tim Dikbud Kota Tangsel dan UPTD P2TPA Kota Tangsel saat mendatangi kediaman korban perundungan di SMPN Tangsel, Senin, 10 November 2025.[Wivy/SuaraBanten]
Baca 10 detik
  • Seorang siswa SMPN di Tangsel menjadi korban perundungan, dipukul bangku besi di kepala oleh temannya, menyebabkan kondisi kesehatannya memburuk dan dirawat intensif. 

  • Akibat perundungan, korban mengalami kerusakan saraf halus dan kini dirawat di RS Fatmawati. Keluarga terkendala biaya pengobatan karena tidak memiliki BPJS Kesehatan. 

  • Kasus perundungan ini viral. Dinas Pendidikan dan UPTD PPA Tangsel kini turun tangan, akan mengkaji laporan sekolah, dan memperkuat peran Tim Pencegahan Kekerasan. 

SuaraBanten.id - Persitiwa perundungan heboh di Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Perundungan dialami satu satu siswa SMP Negeri di Tangsel dan kini kondisi kesehatannya makin memburuk hingga harus mendapatkan perawat intensif di rumah sakit.

Aksi perundungan itu dialami oleh salah satu siswa laki-laki warga Ciater Kecamatan Serpong kelas VII. Terduka pelakunya, disebut merupakan teman satu kelasnya.

Ibu korban, N mengaku, terkejut ketika mengetahui anaknya menjadi korban perundungan. Hal itu mencuat setelah diirnya curiga lantaran saat berjalan, anaknya tidak fokus dan sering menabrak pintu.

“Saya tanya ke anaknya ‘kenapa bang, kok jalannya kejedot-kejedot gitu?’, kata dia ‘Tapi emak jangan nyesel, jangan kaget. Aku dipukul sama temen aku, dipukul di kepala,” katanya saat wawancara di kediamannya, Senin 10 November 2025.

N menjelaskan, anaknya jadi korban perundungan dari temannya dan mendapat aksi kekesaran pada 20 Oktober 2025.

“Dipukul pakai bangku besi dibagian ubun-ubun kepala,” jelasnya.

Setelah mendapati informasi perundungan itu, N dan keluarga pun mengkonfirmasi ke pihak sekolah untuk meminta keterangan atas kejadian perundungan yang dialami korban.

Pihak sekolah, kata N, kemudian berupaya mengkonfirmasi dan menelusuri kejadian tersebut kepada terduga pelaku. Dari informasi yang didapat, bahwa korban dipukul dengan kursi besi oleh temannya ketika korban hendak mengambil pulpen yang jatuh saat dirinya menulis.

“Dia lagi nulis, pulpennya jatuh. Pas bangun, langsung (dipukul-red),” ungkapnya.

Baca Juga: Benyamin Davnie Keluarkan Jurus 'Rayuan Maut' ke Pemkab Bogor, Untuk Solusi Atasi Sampah

Akibat perundungan itu, N menyebut kesehatan anaknya mulai menurun. Bahkan, mata bagian kanannya tak lagi bisa fokus. Pihaknya kemudian melakukan pemeriksaan kesehatan di salah satu rumah sakit swasta di Tangsel.

Hasilnya, kata N, terdapat kerusakan pada saraf halus yang diduga salah satunya disebabkan akibat hantaman benda keras paska aksi perundungan di ruang kelas itu.

“Alhamdulillah nggak ada pendarahan, nggak ada retak. Cuman urat sarapnya yang alus kena,” paparnya.

N pun prihatin, melihat kondisi anaknya yang kian hari terpuruk. Terlebih, saat ini keluarganya pun terkendala biaya pengobatan di RS swasta lantaran belum memiliki BPJS Kesehatan.

N mengaku, saat ini anaknya itu telah mendapatkan perawatan intensif di RS Fatmawati Jakarta.

Kisah perundungan siswa SMPN di Tangsel itu pun viral di media sosial setelah kerabat korban membagikan kronologis perundungan tersebut. Kini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Tangsel dan UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak Kota Tangsel turun tangan dan mengunjungi kediaman korban pada Senin, 10 November 2025.

Load More