Andi Ahmad S
Selasa, 30 September 2025 | 13:13 WIB
Puluhan warga Desa Margamulya, Kecamatan Cileles, Kabupaten Lebak, Banten, menggelar aksi unjuk rasa di proyek jalan Tol Serang-Panimbang, Selasa (23/9/2025) [Ist]
Baca 10 detik
  • Warga Margamulya demo di Tol Serang-Panimbang kecewa PT WIKA ingkar janji perbaikan jalan desa yang rusak.

  • Massa aksi menuntut PT WIKA Serpan segera perbaiki jalan poros desa yang rusak berat akibat proyek tol.

  • PT WIKA Serpan membantah tudingan, klaim sudah perbaiki jalan dan menduga ada salah informasi janji perbaikan.

SuaraBanten.id - Puluhan warga Desa Margamulya, Kecamatan Cileles, Kabupaten Lebak, Banten, menggelar aksi unjuk rasa di proyek jalan Tol Serang-Panimbang, Selasa (23/9/2025) buntut kekecewaan kepada PT WIKA (Wijaya Karya) Serang-Panimbang Serpan) lantaran diklaim ingkar janji.

Masyarakat yang kecewa itu sempat melakukan aksi blokade di ruas jalan tersebut sebagai bentuk menagih janji PT WIKA Serang-Panimbang yang disebut akan memperbaiki jalan poros Desa Margamulya.

Salah seorang massa aksi, Asep mengaku, demontrasi dilakukan dalam rangka menagih janji PT WIKA Serpan yang akan memberikan kompensasi terhadap warga Desa Margamulya berupa perbaikan jalan poros desa.

"Kami sebagai warga Margamulya menagih janji WIKA yang akan memperbaiki jalan (desa) kami. Dari dulu sampai sekarang itu cuma janji-janji doang, nyatanya sampai bangunan (tol Serang-Panimbang) mau kelar, itu (janji perbaikan jalan desa) ga ada bukti, kosong gitu," kata Asep.

Bahkan menurutnya, pengajuan proposal yang dilayangkan pihaknya ke PT WIKA Serpan agar segera memperbaiki jalan poros Desa Margamulya tak kunjung mendapatkan respon, termasuk proses pertemuan yang dilakukan kedua belah pihak tak mendapatkan titik temu.

"Proposal sudah masuk, tapi ga ditanggapi. Sudah (pertemuan) bahkan di kantor (PT WIKA Serpan), cuma ya itu sampai sekarang ga direspon," ujarnya.

Hal senada turut disampaikan massa aksi lainnya, Sa'adah. Menurutnya, proyek pembangunan tol Serang-Panimbang menjadi penyebab rusaknya akses jalan poros Desa Margamulya sehingga menyulitkan mobilisasi masyarakat setempat.

“Sejak ada pembangunan tol, jalan desa jadi rusak, padahal dulu sebelum ada pembangunan kita aman-aman saja,” kata Sa’adah.

Sa’adah mengungkapkan, keluhan masyarakat terhadap kondisi jalan sudah berkali-kali disampaikan meski tak kunjung ada realisasi dari pihak PT WIKA Serpan.

Baca Juga: Anggaran Rp35 Juta Sia-sia? Sumur Bor Ajaib Proyek Kepala Desa Cuma Semprotkan Pasir: Lucu Banget

Padahal kata Sa'adah, jalan poros Desa Margamulya merupakan akses yang sering digunakan masyarakat setempat untuk pergi ke sekolah, pasar hingga rumah sakit terdekat.

“Jalan akses utama ke sekolah, pasar, dan puskesmas sekarang susah dilalui, apalagi kalau musim hujan. Kalau ada yang mau melahirkan itu Ya Allah ya Rabbi. Terus ini juga anak saya sering jatuh di sini. Tolonglah ingat janji perbaikan yang dulu,” keluh Sa'adah.

Sementara itu, Biro Media PT WIKA Serpan Agi Al Hasani mengaku pihaknya bingung dengan tuntutan yang disampaikan massa aksi, termasuk menuding penyebab rusaknya jalan poros Desa Margamulya.

Diakui Agi, pihaknya tak menampik pernah menggunakan jalan poros Desa Margamulya sebagai akses proyek, namun kondisi jalan sudah dalam keadaan rusak sebelum pihaknya datang.

"Tahun 2021, jalan tersebut memang pernah kita gunakan untuk akses jalan proyek. Nah sebelum kita gunakan, jalan itu kondisinya memang kurang baik, bahkan bisa dibilang cukup buruk. Setelah itu kami lakukan perawatan, kami lakukan perbaikan di jalan tersebut," kata Agi dihubungi suara.com, Senin (29/9/2025) malam.

"Setelah kami perbaiki, kami belum pernah lagi menggunakan akses jalan itu. Ada masyarakat menyatakan jalan rusak karena proyek pembangunan tol Serang-Panimbang, itu kami bingung karena sudah hampir 3 tahun kita tidak menggunakan akses itu," sambungnya.

Load More