SuaraBanten.id - Peningkatan curah hujan belakangan ini menyita perhatian Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Lebak. Mereka memberlakukan siaga 24 jam mengantisipasi bencana yang mungkin terjadi seperti longsor dan sejumlah bencana lainnya.
BPBD Lebak memberlakukan siaga selama 24 jam menghadapi curah hujan meningkat yang berpotensi menimbulkan bencana alam.
"Kita telah mempersiapkan peralatan evakuasi juga mesin gergaji (senso) tambang, tenda, mesin penyedot air, perahu dan pelampung," kata Kepala Pelaksana BPBD Lebak Febby Rizky Pratama di Lebak, Jumat 23 Mei 2025.
Peluang curah hujan meningkat dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang dan petir sehingga berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti longsor dan banjir. Selain itu juga menimbulkan pohon roboh dan gelombang tinggi.
Oleh karena itu, pihaknya memberlakukan siaga 24 jam dengan melibatkan 12 petugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat jika terjadi bencana alam.
"Kami bersama petugas kebencanaan serta relawan secara bergantian siaga untuk menghadapi curah hujan meningkat," kata Febby yang mengaku meniagakan petugas seiring tingginya curah hujan di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Menurut dia, berdasarkan laporan BMKG curah hujan meningkat itu terjadi tanggal 21 sampai 26 Mei 2025, karena memasuki musim pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau.
Biasanya, perubahan musim tersebut berpeluang curah hujan meningkat baik pagi, siang, sore,malam hingga dini hari.
Kondisi demikian, pihaknya berkoordinasi dengan instansi PLN dan DPUPR Banten untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi longsor dan banjir.
Baca Juga: Gubernur Banten Sebut Seba Baduy Penuh Pembelajaran Nilai Budaya
Selain itu juga masyarakat yang tinggal di daerah rawan longsor tentu dapat meningkatkan kewaspadaan guna mengurangi risiko kebencanaan.
"Kami berharap warga jika curah hujan meningkat dengan volume tinggi hingga enam jam agar waspada karena dikhawatirkan kondisi tanah tidak stabil hingga menimbulkan longsor juga sungai meluap," katanya meminta warga Kabupaten Lebak juga ikut waspada jika curah hujan meningkat.
Sementara itu, sejumlah warga Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak menyatakan bahwa mereka mewaspadai retakan tanah dan dikhawatirkan bangunan rumah ambles sehubungan curah hujan intensitas sedang cenderung meningkat.
"Kami kini terpaksa tinggal di rumah saudara karena bangunan rumah retak - retak dan khawatir roboh," kata Sarip, warga Desa Sidomanik, Cimarga, Kabupaten Lebak.
Lebak merupakan salah satu wilayah di Provinsi Banten dengan karakteristik alam yang kompleks. Banyak desa berada di lereng perbukitan, bantaran sungai, dan kawasan rawan longsor.
Ketika hujan turun secara intens dan berkepanjangan, potensi longsor dan banjir meningkat drastis.
Berita Terkait
-
Gubernur Banten Sebut Seba Baduy Penuh Pembelajaran Nilai Budaya
-
19 Duta Besar Negara Sahabat Hadiri Seba Baduy 2025
-
Tatua Adat Saat Seba Baduy: Konsisten Jaga Kelestarian Alam Cegah Bencana
-
Sambangi Pedalaman Lebak, Mardiono Singgung Ketahanan Pangan di Banten Selatan
-
Oknum Guru di Lebak Diduga Lakukan Pelecehan ke Murid
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 7 Sabun Muka Mengandung Kolagen untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Tetap Kencang
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
Pilihan
-
Polemik RS dr AK Gani 7 Lantai di BKB, Ahli Cagar Budaya: Pembangunan Bisa Saja Dihentikan
-
KGPH Mangkubumi Akui Minta Maaf ke Tedjowulan Soal Pengukuhan PB XIV Sebelum 40 Hari
-
Haruskan Kasus Tumbler Hilang Berakhir dengan Pemecatan Pegawai?
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
Terkini
-
Cuma Gara-gara Utang Rp500 Ribu dan Diludahi, Pria di Cikupa Tega Habisi Nyawa Teman
-
Kenaikan Insentif Guru Honorer Cuma Rp100 Ribu, Mendikdasmen Panen Cibiran
-
Badak Langka Musofa Mati Setelah Dipindahkan: Benarkah Karena Penyakit Kronis, atau Ada Hal Lain?
-
Bukan Sekadar Teori: Kisah Mahasiswa IPB 'Menyatu' dengan Kota Kuasai Skala Lanskap Sesungguhnya
-
Sentilan Keras Kiai Asep: Pengurus NU Jangan Sibuk Rebut Komisaris dan Tambang!