SuaraBanten.id - Bagi nelayan tradisional di Kabupaten Lebak, Banten diminta agar lebih waspada lagi adanya gelombang tinggi 4 meter.
Pasalnya, kata Kepala Bidang Pengelolaan Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Lebak Rizal Ardiansyah, gelombang tinggi itu diprediksi terjadi di perairan selatan Banten dan Samudera Hindia.
"Kami sudah sampaikan peringatan tinggi gelombang 4 meter kepada nelayan tradisional agar mewaspadainya," katanya, Minggu (21/7/2024).
Penyampaian tinggi gelombang perairan selatan Banten dan Samudera Hindia agar tidak menimbulkan kecelakaan laut, karena tinggi gelombang 4 meter bisa mengancam keselamatan nelayan tradisional.
Sebab sebagian besar nelayan tradisional di pesisir selatan Banten dan Samudera Hindia menggunakan mesin motor tempel dengan perahu panjang 2,5 meter dan lebar 1,2 meter.
Perahu nelayan tradisional dipastikan tidak tahan diterjang tinggi gelombang 4 meter dengan kecepatan angin 25 knot yang bergerak dari arah timur ke tenggara.
"Kami berharap kepada nelayan jika melaut sebaiknya menggunakan alat keselamatan di antaranya pakaian pelampung," katanya.
Menurut dia, cuaca di perairan selatan Banten dan Samudera Hindia beberapa hari terakhir ini dengan tinggi gelombang berkisar antara 2,5 meter sampai 4 ,0 meter.
Para nelayan ada sekitar 3.600 orang di pesisir selatan Kabupaten Lebak mulai Pantai Binuangeun, Karangmalang, Bagedur, Cihara, Suka Hujan, Pasput, Cibobos, Panggarangan, Bayah, Karangtaraje, Pulomanuk dan Sawarna agar tetap waspada bila melaut.
Saat ini, nelayan yang melaut sekitar 10 persen dari jumlah 3.600 nelayan, karena gelombang tinggi hingga 4 meter itu.
"Kami telah menyampaikan surat peringatan dini kewaspadaan gelombang tinggi ke seluruh Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan Pangkalan Pelabuhan Ikan (PPI) agar tidak menimbulkan kecelakaan laut," katanya menjelaskan.
Sejumlah nelayan di TPI Tanjung Panto Kabupaten Lebak mengatakan mereka sejak dua pekan terakhir ini tidak melaut karena gelombang tinggi hingga 4 meter juga tiupan angin cukup kencang serta hujan lebat.
"Kami bersama nelayan di sini lebih baik tidak melaut akibat cuaca buruk itu," kata Ujang (45) seorang nelayan di TPI Tanjung Panto Kabupaten Lebak. [Antara].
Baca Juga: Penampakan Tumpukan Sampah di Desa Lontar, DLH Serang Malah Mengeluh Soal TPSA
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- 5 Mobil Eropa Bekas yang Murah dan Tahun Muda, Mulai dari Rp60 Jutaan
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan dengan NFC Terbaru Juni 2025
-
Timnas Indonesia Cuma Jadi Samsak Uji Coba, Niat Jepang Hanya Ekspermien Taktik dan Pemain
-
Daftar 10 Merek Mobil Buatan Pabrik Indonesia Terlaris di Luar Negeri, Toyota Masih Juara?
-
Partainya Lebih Dipilih Jokowi, DPW PSI Jateng: Kader Berbunga-bunga
-
3 Rekomendasi HP Murah Memori 512 GB dengan Performa Handal, Terbaik Juni 2025
Terkini
-
Modus Buang 'Aura Kotor' Dukun Cabul di Serang Gagahi Korban di Cipocok Jaya
-
Terseret Ombak, Bocah Laki-laki Hilang di Pantai Karangbolong Serang
-
Wisatawan Pantai Sawarna Lebak Dipalak Preman, Polisi Diminta Turun Tangan
-
Ada 9 Saldo DANA Gratis Ratusan Ribu Rupiah di Sini, Segera Klaim Sekarang!
-
Kasus Pemerkosaan Siswi SMK di Serang Banten Mandek 3 Tahun, Polisi Angkat Suara