Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Rabu, 24 Januari 2024 | 13:32 WIB
Keluarga Nani Mulyani (45) tinggal di Kampung Benggala Tengah, Kota Serang, Banten. [Istimewa/Bantennews]

SuaraBanten.id - Kisah miris dialami keluarga Nani Mulyani (45) di Kampung Benggala Tengah, Kota Serang, Banten.  Ia hidup bersama kedua anaknya yang masih SMP dan SMA yakni Eno dan Marimbi di sebuah rumah ambruk.

Mereka tinggal di rumah berukuran skira 36 meter persegi dengan dinding yang sudah rapuh dan atap yang sudah bocor. Rumah yang ditinggali Nani sangat tidak layak huni, bagian dapurnya sudah ambruk.

Karenanya, ia harus memasak di luar rumah lantaran rumah mereka sering bocor saat hujan. Meski hidupnya memprihatinkan, Nani dan keluarganua tidak pernah mendapat bantuan sosial (Bansos) dari pemerintah padahal mereka tergolong sebagai keluarga miskin.

"Dulu pernah minta bantuan ke RT dan RW tapi tidak direspon. Rumah saya sudah lama seperti ini tapi sampai sekarang belum pernah dapat bantuan sosial," kata Nani dengan nada sedih dikutip dari Bantennews (Jaringan SuaraBanten.id), Rabu (24/1/2023).

Baca Juga: Akses ke Pasar Anyar Ditutup, Gapura Pasar Dibongkar Pakai Alat Berat

Nani yang bekerja sebagai pedagang es dan kopi di belakang Rumah Sakit Drajat Prawira Negara atau RSUD Serang, Kota Serang, Banten. Penghasilannya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk biaya sekolah anak-anaknya.

"Saya berharap ada yang mau membantu memperbaiki rumah saya. Kasihan anak-anak, mereka harus tidur di kamar yang bocor," tutur Nani.

Tak hanya mengalami kesulitan ekonomi, Nani dan keluarganya juga harus menanggung beban utang BPJS Kesehatan. Sejak pandemi COVID-19, mereka tidak mampu membayar iuran BPJS Kesehatan. Hingga saat ini, utang mereka sudah mencapai Rp5,3 juta.

"Saya sudah berusaha untuk mendaftar sebagai penerima bantuan iuran (PBI), tapi syaratnya harus melunasi utang dulu," ujar Nani.

Baca Juga: Ratusan Simpatisan dan 3 Caleg PPP Banten Beralih Dukung Prabowo-Gibran, Ternyata Karena...

Load More