Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Senin, 11 Desember 2023 | 15:29 WIB
Istri capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti blusukan ke Pasar Rau di Kota Serang, Banten. [ANTARA/HO-TPN Ganjar-Mahfud]

SuaraBanten.id - Istri Calon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atiqoh Suprianti menyambangi Pasar Rau di Kota Serang, Banten, Senin (11/12/2023).

Istri Ganjar Pranowo datang ke salah satu Pasar di Kota Serang itu untuk mendengarkan aspirasi pedagang dan masyarakat serta mengecek harga kebutuhan pokok.

Kata Atiqoh, dirinya perlu mengecek biaya kebutuhan pokok di Serang lantaran sebelumnya menerima keluhan soa tingginya harga cabai.

"Ya, mau cek harga pasar juga, ya, karena kemarin beberapa ketika saya kunjungan ke Jawa Barat kemudian Yogyakarta sama Jawa Tengah itu masih banyak keluhan tentang tingginya harga barang-barang, terutama cabai," kata Atikoh dikutip dari ANTARA, Senin (11/12/2023).

Baca Juga: 5 Anggota DPRD Cilegon di-PAW, Fraksi Partai Pengusung Wali Kota Cilegon Diganti Total

Atikoh mengungkapkan, harga cabai di Yogyakarta sudah menyentuh Rp130 ribu per kilogram dan bawang merah Rp32 ribu per kilogram.

Ia mengaku bakal berdialog dengan pedagang hingga konsumen ketika berada di Pasar Rau setelah mengetahui harga kebutuhan pokok di sana.

"Saya juga ingin mengecek yang kondisi yang ada di Serang seperti apa. Mungkin dari pedagang sendiri ada keluhan apa, kalau dari konsumen kan sudah jelas," ungkapnya.

Ia juga menyoroti pentingnya kestabilan harga kebutuhan bahan pokok agar tidak merugikan petani saat harga rendah dan merugikan konsumen saat harga melambung.

"Ada dua ini, sih, ya, di satu sisi petani senang (ketika harga cabai tinggi), tetapi konsumennya kasihan, cuma harus ada intervensi dari pemerintah ketika harga rendah itu hasil petani bisa ditampung kemudian nanti dikeluarkan ketika harganya itu tinggi," kata wanita kelahiran Jawa Timur itu.

Baca Juga: PJ Gubernur Banten Sampaikan Aspirasi Buruh Soal UMK ke Kemenaker

Atiqoh juga mencontohkan ketidakstabilan harga yang pada akhirnya merugikan pada komoditas bawang merah.

"Juga kayak kemarin kaya bawang merah kasihan sekali yang musim sebelumnya bulan September Rp 18 ribu, tetapi dijual hanya Rp 8 ribu. Jadi, ruginya banyak banget," katanya.

"Tetapi ketika harga tinggi mereka untung, tetapi konsumennya kasihan. Jadi dua duanya harus saling menguntungkan. Kalau harga stabil inshaallah akan menguntungkan juga," imbuhnya.

Diketahui, Atikoh melakukan blusukan di Pasar Rau mulai pukul 07.50 WIB dan langsung mendatangi para pedagang yang menjajakan dagangan.

Alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) itu misalnya sempat mendatangi pedagang cabai dan berdialog mengetahui harga bahan pokok tersebut.

"Ini cabai sekarang harga berapa per kilo?," tanya Atikoh.

"Sekarang Rp100 ribu perkilonya bu," jawab di pedang cabai.

Atikoh lantas mengatakan harga cabai di Pasar Rau berbeda dari tempat lain yang dikunjungi wanita kelahiran Jawa Tengah itu sebelumnya.

Sebab, kata dia, harga cabai di sebuah pasar di Yogyakarta yang sedang tinggi mencapai Rp 130 ribu per kilogram.

"Kemarin (harga) bisa sampai Rp130 ribu per kilo," kata Atikoh. (ANTARA)

Load More