SuaraBanten.id - Warga Kabupaten Lebak, Banten diminta untuk waspada akan cuaca buruk pada sore dan malam hari lantaran berpotensi menyebabkan bencana alam.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Lebak meminta meminta warga untuk waspada akan potensi cuaca buruk yang mungkin terjadi.
"Kami minta masyarakat tetap waspada menghadapi cuaca buruk itu, terutama bagi yang tinggal di pegunungan dan perbukitan daerah aliran sungai serta pesisir pantai," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Lebak Agust Riza Faesal dikutip dari Antara, Minggu (5/11/2023).
Kata Agust, berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Kabupaten Lebak berpotensi dilanda hujan lebat disertai angin kencang dan petir pada sore hari.
Agust mengungkapkan, cuaca buruk tersebut diprediksi karena sudah memasuki pancaroba dari musim kemarau panjang ke musim hujan.
Agust menyebut, biasanya musim pancaroba seperti saat ini berpotensi bencana alam, seperti banjir, longsor, gelombang tinggi, dan angin kencang.
Agus memaparkan, Kabupaten Lebak masuk kategori rawan bencana alam, sehingga jika terjadi cuaca buruk masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan guna mengurangi risiko kebencanaan.
"Kami minta warga yang daerah rawan bencana alam, seperti mereka yang tinggal di pegunungan dan perbukitan agar waspada menghadapi cuaca buruk itu," katanya.
Agust menyebut BPBD Kabupaten Lebak telah memetakan potensi bencana alam di Kabupaten Lebak tersebar di Kecamatan Lebak Gedong, Cibeber, Sobang, Cilograng.
Selain itu, Bayah, Wanasalam, Banjarsari, Panggarangan, Cihara, Malingping, Muncang, Gunung Kencana, Rangkasbitung, Cimarga, Leuwidamar, Bojongmanik, Cipanas, Sajira dan Curugbitung.
Masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana alam itu, karena lokasinya di pegunungan, perbukitan, aliran sungai, dan pesisir pantai.
BPBD Lebak menyampaikan peringatan dini kepada masyarakat khususnya yang tinggal di daerah rawan bencana alam agar meningkatkan kewaspadaan menyusul hujan lebat disertai angin kencang dan petir.
"Kami berharap cuaca buruk itu tidak menimbulkan bencana alam," kata Agust.
Sementara itu, salah satu warga Kecamatan Cimarga, Ahmad (45) mengaku saat ini curah hujan di wilayah itu cukup tinggi sehingga berpotensi menimbulkan tanah longsor karena lokasinya perbukitan.
Bahkan, hujan yang terjadi pada Jumat (3/11/2023) sore mengakibatkan atap kios yang dibangun di Alun-Alun Cimarga roboh diterjang angin kencang.
"Kami tetap waspada jika curah hujan tinggi dan lebih baik mengungsi ke tempat yang lebih aman guna mencegah bencana," kata dia. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Prabowo Jawab Desakan Status Bencana Nasional: Kita Monitor Terus, Bantuan Tak Akan Putus
-
Bencana Ekologis Mengepung Indonesia, Wakil Ketua MPR Desak Pemerintah Percepat Aksi Iklim
-
Banjir Bandang Sapu Lubuk Minturun Padang
-
DPR Soroti Rentetan Bencana di Sumatera, Desak Pemda Tindak Tegas Alih Fungsi Lahan
-
Longsor Hebat di Agam: Puluhan Rumah Hancur, Warga Masih Hilang
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 7 Sabun Muka Mengandung Kolagen untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Tetap Kencang
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
Pilihan
-
Polemik RS dr AK Gani 7 Lantai di BKB, Ahli Cagar Budaya: Pembangunan Bisa Saja Dihentikan
-
KGPH Mangkubumi Akui Minta Maaf ke Tedjowulan Soal Pengukuhan PB XIV Sebelum 40 Hari
-
Haruskan Kasus Tumbler Hilang Berakhir dengan Pemecatan Pegawai?
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
Terkini
-
Cuma Gara-gara Utang Rp500 Ribu dan Diludahi, Pria di Cikupa Tega Habisi Nyawa Teman
-
Kenaikan Insentif Guru Honorer Cuma Rp100 Ribu, Mendikdasmen Panen Cibiran
-
Badak Langka Musofa Mati Setelah Dipindahkan: Benarkah Karena Penyakit Kronis, atau Ada Hal Lain?
-
Bukan Sekadar Teori: Kisah Mahasiswa IPB 'Menyatu' dengan Kota Kuasai Skala Lanskap Sesungguhnya
-
Sentilan Keras Kiai Asep: Pengurus NU Jangan Sibuk Rebut Komisaris dan Tambang!