SuaraBanten.id - Pemprov Banten belakangan ini terbilang menyebut melakukan proses market sounding untuk menarik investor Banten International Stadium (BIS) yang berada di Kelurahan Kemanisan, Kecamatan Curug, Kota Serang Banten.
Alasan Pemprov Banten ngebut mencari investor karena biaya pemeliharaan BIS terbilang tinggi yakni mencapai Rp1 miliar per bulan yang tentunya memberatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Banten.
Seperti diketahui, kini pengelolaan BIS ditangani Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Provinsi Banten
Kepala DPUPR Provinsi Banten, Arlan Marzan mengungkapkan, anggaran pemeliharaan BIS per bulan cukup tinggi yakni mencapai Rp1 miliar.
“Pemeliharaan (BIS) saat ini masih kita (DPUPR Provinsi Banten-red). Biaya per bulan Rp1 miliar termasuk tenaga teknis di dalamnya,” kata Arlan saat ditemui di KP3B, Curug, Kota Serang, Senin (30/10/2023).
Arlan mengungkapkan, pada akhir November 2023 mendatang ia akan melakukan market sounding mencari investor.
“Mudah-mudahan awal 2024 sudah dapat (investor) dan bisa dilakukan PKS (Perjanjian Kerja Sama-red),” ungkapnya.
Arlan mengungkapkan, nilai investasi yang ditawarkan untuk investor sebesar Rp700 miliar.
“Pak Pj Gubernur telah membuat kriteria dan dalam pembahasan nanti investasi yang masuk dapat digunakan untuk membangun venue-venue pendukung BIS dalam satu kawasan Sport Center. Seperti venue aquatic, termasuk ada opsi sirkuit,” jelasnya.
Baca Juga: Atap Kantor Imigrasi Cilegon Ambruk, Sempat Terdengar Suara Gemuruh
Dikonfirmasi terkait berapa banyak investor yang tertarik, Arlan enggan menjawabnya secara gamblang. Meski demikian, ia memastikan sudah ada beberapa investor yang mau melakukan investasi.
“Ada beberapa (investor yang sudah tertarik). Semuanya dari dalam negeri,” paparnya.
Menurut Arlan, dengan masuknya investor pembangunan venue penunjang BIS dapat diselesaikan dalam kurun waktu dua tahun.
“Kalau Pemprov Banten membangun semua venue di Sport Center akan makan waktu sampai 10 tahun. Tapi kalau ada investor itu (pembangunan) bisa dua tahun. Yang jelas nanti dari sisa 50 hektare lahan selain dibangun venue pendukung BIS juga ada satu areal untuk bisnis, karena investor kan orientasinya bisnis,” ujar Arlan.
Berita Terkait
-
Tolak Kerja Sama TPA Bangkonol, Warga Buang Sampah di Kantor Bupati Pandeglang
-
Ironi di Tanah Jawara, Lebak Jadi Sarang Kawasan Kumuh Terluas di Banten
-
Beras SPHP Disalurkan ke Provinsi Banten, Mendagri Tito Pantau Langsung
-
Viral Amuk Bupati Lebak: Jalan Desa Hancur, Kadesnya Pakai Pajero
-
Protes Sampah Impor, Mapala Banten Kibarkan Merah Putih Raksasa di TPA Bangkonol
Terpopuler
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Waduh! Cedera Kevin Diks Mengkhawatirkan, Batal Debut di Bundesliga
-
Shayne Pattynama Hilang, Sandy Walsh Unjuk Gigi di Buriram United
-
Danantara Tunjuk Ajudan Prabowo jadi Komisaris Waskita Karya
-
Punya Delapan Komisaris, PT KAI Jadi Sorotan Danantara
-
5 Rekomendasi HP Tahan Air Murah Mulai Rp2 Jutaan Terbaik 2025
Terkini
-
Bukan Cuma Lebak, Ini 7 Daerah dengan Kawasan Kumuh Terluas di Banten!
-
Mengurai Benang Kusut Kawasan Kumuh Banten Selatan, Lebak Jadi Fokus Utama Andra Soni dan Dimyati
-
BRI Group Raih 3 Penghargaan Prestisius dari Euromoney Awards for Excellence 2025
-
Investasi di Banten Peringkat 5 Nasional, Tembus Rp60,7 Triliun, Serap 110 Ribu Tenaga Kerja
-
QLola by BRI Dorong Transformasi Digital Korporasi dan Universal Banking