Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Minggu, 18 September 2022 | 11:09 WIB
Ilustrasi gula aren Lebak. (Foto: Antara/Mohamad Hamzah)

SuaraBanten.id - Demi meningkatkan pendapatan dan omzet para pengrajin gula aren, Pemerintah Kabupaten Lebak saat ini tengah melakukan perluasan penjualan ke Pasan Online.

"Kita berharap para perajin gula aren dapat menggunakan teknologi digitalisasi sehingga pemasaran lebih luas," kata Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Imam Suwangka, mengutip dari Antara, Minggu (18/9/2022).

Produksi gula aren di Provinsi Banten terbesar ada di Kabupaten Lebak sehingga selama ini wilayah itu menyumbangkan pendapatan asli daerah yang tinggi dari perdagangan gula aren.

Selama ini, sebagian besar perajin gula aren memasarkan produksinya secara tradisional dengan menjual ke penampung dan tengkulak.

Karena itu, pemerintah daerah meminta perajin gula aren dapat memanfaatkan teknologi digital secara online di media sosial, seperti di marketplace dan media sosial.

Pemanfaatan teknologi digital disebutnya akan lebih mampu memperluas sehingga meningkatkan omzet dan pendapatan.

"Kami siap memberikan bantuan pelatihan digital kepada perajin gula juga pelaku usaha lainnya," katanya.

Ia mengatakan, perajin gula aren di Kabupaten Lebak berkembang di Kecamatan Sobang, Cigemblong, Muncang, Cijaku, Malingping, Cihara, Cilograng, Cirinten, Banjarsari, Gunung Kencana, Bayah, dan Panggarangan.

Perajin memproduksi gula aren itu dari pohon nira yang dikembangkan petani setempat.

Perkebunan pohon aren di daerah itu tumbuh di lahan-lahan perbukitan dan pegunungan dengan ketinggian di atas 500 meter di atas permukaan laut.

Petani mengembangkan perkebunan aren hingga menghasilkan cairan nira sebagai bahan baku gula. Umumnya mereka memproduksi gula aren dalam bentuk cetak dan bentuk bubuk yang disebut gula semut.

"Kami terus meningkatkan mutu dan kualitas gula aren agar bisa menembus pasar domestik hingga mancanegara," katanya.

Samudi (55) seorang perajin gula aren warga Sobang Kabupaten Lebak mengatakan dirinya hingga kini memasarkan produknya belum secara online, karena ketidakmampuan penggunaan teknologi digital.

Dengan demikian, dirinya hingga kini memasarkan produknya ditampung tengkulak secara turun-temurun.

Saat ini, gula aren menjadi pendapatan ekonomi bulanan hingga mencapai Rp2, 5 juta.

"Kami di sini memasarkan produk gula aren ke tengkulak yang siap menampungnya dengan harga Rp5.000/satuan," katanya.

Baca Juga: Profil Singkat 3 Perusahaan dengan Pendapatan Terbesar di Dunia

Load More