Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Sabtu, 02 Juli 2022 | 04:39 WIB
OLAH SAMPAH- Pertugas IPST-ASRI mengolah sampah plastik menggunakan mesin pirolisis menjadi Bensin Plas, Mintak Tanah Plas, dan Solar Plas, Kamis (30/6/2022). [Suara.com/Hairul Alwan]

SuaraBanten.id - Sampah plastik termasuk sampah yang sulit didaur ulang dan kerap kali jadi masalah bagi Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Lantaran sampah plastik baru bisa terurai dalam waktu ratusan tahun, sampah plastik kerap kali menambah volume dan penumpukan sampah di TPA hingga usia tampung sampah menurun.

Meski demikian, belakangan PT. Chandra Asri Petro Chamical Tbk (Chandra Asri) menggandeng masyarakat dan nelayan pesisir Pantai Anyer, Kabupaten Serang Banten untuk ikut mengelola sampah platik.

Memberdayakan masyarakat dan nelayan pesisir Chandra Asri mengurangi timbulan sampah plastik di TPA dan mencegah sampah platik bocor ke laut melalui program ekonomi sirkular.

Hal tersebut dijalankan melalui program Pengolahan Sampah Terintegrasi Berbasis Masyarakat (Sagara) serta Industri Pengelolaan Sampah Terpadu-Atasi Sampah (IPST-Asri).

Baca Juga: Geger Penemuan Bayi di Semak-semak Binuang Serang, Diduga Baru Dilahirkan

Program SAGARA yang dalam bahasa sansekerta berarti laut merupakan program edukasi untuk mendorong kebiasaan masyarakat memilah sampah rumah tangga. Nelayan juga didorong untuk mengangkut sampah platik yang mereka temui saat melaut.

KUMPULKAN SAMPAH PLASTIK- Salah satu nelayan pesisir Pantai Anyer, Kabupaten Serang, Banten mengumpulkan sampah plastik untuk diolah menjadi Bensin Plas, Minyak Tanah Plas, dan Solar Plas melalui IPST-ASRI yang merupakan program Chandra Asri. [Suara.com/Hairul Alwan]

Direktur Legal, External Affair dan Cirkular Economy Chandra Asri, Edi Rivai mengatakan, sampah yang terkumpul dikonversikan menjadi tabungan kebutuhan masyarakat sehari-hari melalui kerjasama Chandara Asri dengan Bank Sampah Digital (pengelola sampah kering).

Sementara, sampah plastik lainnya yang tergolong low value dikirim ke IPST-ASRI untuk dipilah kembali sesuai jenis. Kemudian dicacah dan diolah dengan mesin pirolisis menjadi bahan bakar jenis Bensin Plas, Minyak Tanah Plas, Solar Plas.

Ia mengungkapkan, sejak awal berjalan pada September 2021 lalu hingga Juni 2022, program tersebut berhasil memberikan dampak 12,8 ton sampah plastik tidak terbuang ke TPA atau bocor ke laut.

Kata Edi Rivai, sebanyak 12.816 kg sampah atau 12,8 ton sampah plastik itu di olah di IPST-ASRI menjadi 4.936 liter produksi bahan bakar hasil pengolahan sampah dengan proses pirolisis.

Baca Juga: Ungkap Sindikat Pengedar Narkoba Jaringan Internasional, Polisi Amankan 43 kg Sabu 494 Butir Ekstasi

"Program tersebut juga berdampak pada 2.898 penerima manfaat dan menciptakan 10 lapangan kerja baru tercipta," katanya saat ditemui di IPST-Asri di Serdag, Cilegon. Adapun IPST ASRI sendiri dikelola oleh masyarakat KSM Sehati Maju Bersama.

Edi Rivaimengungkapkan, melalui IPST-ASRI yang mampu menampung 8.000 kg atau 8 ton sampah plastik perbulan dan mengolahnya dalam mesin pirolisis dengan kapasitas 100 kg/ batch.

Tak hanya dari program SAGARA, bahan baku sampah plastik yang dipasok IPST-ASRI juga berasal dari sampah rumah tangga warga sekitar serta sampah perkantoran dari site office Chandra Asri.

BENSIN PLAS- Salah satu nelayan menggunakan Bensin Plas yang diproduksi melalui IPST-ASRI dengan bahan baku sampah plastik, Kamis (30/6/2022). Pengumpulan sampah plastik yang dilakukan nelayan dan masyarakat untuk didaur ulang menjadi bahan bakar dan aspal itu diinisiasi oleh PT Chandra Asri Petro Chemical. [Suara.com/Hairul Alwan]

"Berbagai inisiatif berkelanjutan yang dilakukan oleh Chandra Asri ini merupakan dukungan kami terhadap pemerintah yang telah menetapkan target nasional pengurangan sampah sebanyak 30 persen dan penanganan sampah sebanyak 70 persen pada tahun 2025, serta pengurangan 70 persen sampah platik laut pada 2025," ujarnya.

Sementara itu, salah satu nelayan pesisir Anyer, Hikmat mengaku sangat merasakan dampak positif dari program yang dijalankan Chandra Asri tersebut. Dengan adanya program tersebut, perairan di sekitar tempatnya melaut kini semakin bersih.

Kata dia, nelayan sekitar saat mencari ikan seringkali memperoleh sampah yang dahulu cukup sering dibiarkan. Namun, dengan adanya program ini masyarakat pun tergerak untuk mengumpulkan sampah tersebut.

"Jadi kami sambil melaut sambil mengumpulkan sampah-sampah plastik yang ada di laut. Nah sampah plastik itu nantinya diolah untuk dijadikan bensin dan dipergunakan nelayan untuk melaut," ungkapnya.

"Selain menjaga lingkungan dengan mengumpulkan sampah di laut, kami terbantu dengan bensin yang diolah dari sampah plastik low value menjadi bensin yang bisa kami pakai. Sedangkan para istri nelayan juga ikut mengumpulkan sampah di rumah seprti bekas kemasan minuman plastik dan lain-lain sebagai tabungan," ujar Hikmat.

Load More