SuaraBanten.id - Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono atau yang akrab disapa AHY, mengungkapkan banyak rakyat takut bicara di masa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
Menurut AHY, rakyat saat ini sedang merindukan masa kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Saat era SBY Demokrat masih jadi partai penguasa.
“Rakyat merindukan masa-masa dulu ketika SBY memimpin dan Partai Demokrat menjadi the rulling party,” kata AHY di Hotel Sultan dikutip dari Terkini.id (Jaringan Suara.com).
Ia pun mengklaim rakyat merindukan program-program pro rakyat SBY. Rakyat merindukan kedamaian dalam kehidupan berbangsa, bernegara yang rukun, toleran, dan harmonis satu sama lain.
“Mereka merindukan kebebasan dan demokrasi yang tumbuh secara berkeadaban, dan mereka juga merindukan keadilan yang tegak dan tidak berpihak di negeri ini,” ujarnya.
Lebih lanjut, AHY menyebut rakyat menghadapi berbagai permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Utamanya akibat naiknya harga-harga barang kebutuhan pokok.
“Dan ini adalah rakyat yang sebenarnya, bukan buzzer, bukan rakyat yang dimobilisasi, artinya genuine, apa adanya tidak mungkin memodifikasi dan gesture tubuh dan akhirnya mereka meminta tolong partai Demokrat, kepada kita semua untuk terus memperjuangkan nasib dan masa depan mereka,” ujar AHY.
“Ekspresi rakyat ini benar-benar harus kita dengarkan, terasa betul energi rakyat mengharapkan adanya perubahan dan perbaikan,” ucap AHY.
Ia pun menyebut rakyat takut berbicara dan menyampaikan kritik pada masa sekarang.
Baca Juga: 6 Julukan Presiden Indonesia, Mulai dari Soekarno hingga SBY!
“Banyak rakyat merasa takut bicara sekarang. Dari berbagai perjumpaan di lapangan, banyak yang menyampaikan, Mas, Mbak, kami takut bicara. Jangankan untuk menyampaikan kritik, untuk menyampaikan hal umum saja mereka ragu-ragu. Nah, tentunya ini tidak diharapkan,” kata AHY.
Menurut AHY, kritik yang membangun merupakan masukan positif bagi pemerintahan. Dia mendoakan pemerintahan sekarang sukses.
“Mudah-mudahan pemerintah kita sukses, karena kalau pemerintah kita sukses, kita semua senang, rakyat akan senang, karena artinya pemerintah bisa menghadirkan kemajuan dan kesejahteraan rakyat,” tutur AHY.
AHY berujar, bahwa negara terlalu membuka ruang bagi buzzer. Mereka disebut mendiskreditkan kelompok pengkritik pemerintah.
“Jadi, yang sering membuat rakyat marah adalah ketika negara seolah memberi ruang luas kepada buzzer politik untuk bebas beroperasi. Tujuannya untuk membungkam suara kritis rakyat,” pungkas AHY.
Berita Terkait
-
Kawal Giant Sea Wall Hingga Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, AHY Minta Anggaran Ekstra Rp200 M
-
Menakar Peluang AHY dan Puan Jadi Wapres Jika Gibran Dilengserkan, Siapa Paling Kuat?
-
Ramai Isu Pemakzulan: Intip Beda Kasta dan Selera Kendaraan Gibran, AHY, dan Puan Maharani
-
AHY dan Puan Maharani Jadi Calon Wapres RI Bila Gibran Dimakzulkan
-
Gerakan Pemakzulan Gibran Buntu di DPR, SBY Jadi Kunci Permainan?
Terpopuler
- 1 Detik Jay Idzes Gabung Sassuolo Langsung Bikin Rekor Gila!
- Siapa Finn Dicke? Gelandang Keturunan Indonesia Incaran PSSI Latihan Bersama Rafael Struick
- 12 Kode Redeem FF Hari Ini 6 Juli 2025, Emote dan Skin Senjata Spesial Event Faded Wheel
- Update Harga Honda Vario Juli 2025, Mending Beli Baru atau Motor Bekas?
- Tristan Gooijer: Aku Siap Jalani Proses!
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Harga di Bawah Rp 3 Juta Terbaik Juli 2025, Pasti Terang!
-
Musim Berburu Siswa Baru: Apa Kabar Sekolah Negeri?
-
Duet Jordi Amat dan Rizky Ridho di Lini Belakang Persija? Mauricio Souza Buka Suara
-
Jay Idzes Sulit Direkrut, Udinese Beralih ke Calon Rekan Kevin Diks
-
Jurnalis Asing Review Nasi Kotak Piala Presiden 2025, Isi Lauknya Jadi Sorotan
Terkini
-
Sungai Cirarab meluap, Empat Kecamatan di Kabupaten Tangerang Terendam Banjir
-
Proyek Gedung Dinsos Cilegon dan Assessment Center Jadi Temuan BPK
-
Tiga Wisatawan Terseret Ombak Pantai Karangseke Lebak, Dua Orang Tewas
-
Truk Sampah DLHK Tangerang Kebakaran, Diduga Akibat Konsleting
-
Wanita Penjaga BRI Link di Serang Tewas Dipalu di Kepala, Pelaku Gondol Uang Rp10 Juta