Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Rabu, 24 November 2021 | 22:46 WIB
Bangunan SMPN 1 Cibeber, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak ambruk, Selasa (23/11/2021). [BantenHits]

SuaraBanten.id - Ratusan gedung sekolah baik SD dan SMP di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten rusak berat. Tepatnya sekira 993 unit gedung SD dan SMP tidak layak digunakan untuk kegiatan belajar mengajar (KBM).

Ratusan bangunan itu mengalami rusak lantaran terbatasnya anggaran pemerintah daerah.

"Gedung yang rusak berat itu terdiri atas SD sebanyak 775 unit dan SMP 218 unit," kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak Wawan Ruswandi, Rabu (24/11/2021).

Wawan mengungkapkan kerusakan gedung sekolah kebanyakan terjadi di bagian atap, mulai dari retak bagian dinding, kayu sudah rapuh hingga tanahnya retak-retak nyaris longsor.

Baca Juga: Kantor Desa Pasindangan Lebak Digeledah Polisi, Mantan Kades Diduga Korupsi BLT

"Kami menerima laporan Selasa (23/11/2021) tercatat dua sekolah roboh dan melukai lima siswa, beruntung tidak menimbulkan korban jiwa," katanya.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak Wawan Ruswandi. [Antara]

Kata Wawan, kebanyakan sekolah yang mengalami kerusakan di Kabupaten Lebak disebabkan karena sudah lama tidak dilakukan pembangunan, tambah dia.

Karenanya, Wawan menyarankan pengelola sekolah tidak menggunakan ruang bangunan yang rusak dijadikan untuk KBM, karena khawatir roboh, terlebih saat ini dilanda cuaca buruk, seperti hujan lebat disertai angin kencang.

Wawan menyebutkan, beberapa sekolah di antaranya SMPN 1 Cipanas diharapkan tak digunakan KBM, karena bangunannya sudah lapuk dimakan usia dan khawatir roboh.

"Kami menyayangkan ruangan laboratorium SMPN 1 Cibeber yang roboh dan melukai lima siswa digunakan ruangan kesenian, padahal sebelumnya sudah diperingatkan agar tidak dipakai KBM, karena bangunan atap sudah rapuh," katanya menjelaskan.

Baca Juga: Bupati Lebak Tinjau SMPN 1 Cibeber, Ungkap Sejarah Ruangan Ambruk

Untuk pembangunan sekolah tersebut, kata Wawan, tentu memakan biaya cukup besar jika dibebankan alokasi anggaran pemerintah daerah.

Karena itu, pihaknya tahun 2022 untuk pembangunan SMP dibiayai Dana Alokasi Khusus ( DAK),sedangkan bangunan SD yang jumlahnya banyak secara bertahap dari APBD setempat.

"Kami tentu memerlukan waktu cukup lama jika kondisi bangunan sekolah itu dalam kondisi baik," katanya menjelaskan.

Load More