SuaraBanten.id - Insiden polisi banting mahasiswa saat unjuk rasa di depan Kantor Bupati Tangerang berbuntut panjang. Gelombang gerakan mahasiswa menentang hal tersebut terus bermunculan.
Salah satunya yakni gerakan sejumlah aktivis Komunitas Soedirman 30 (KMS30) menuntut Kapolresta Tangerang Kombes Pol Wahyu Sri Bintoro dicopot dari jabatannya.
Permintaan Kapolresta Tangerang dicopot dari jabatannya merupakan buntut tindakan represif kekerasan aparat kepolisian yang membanting seorang mahasiswa saat melakukan aksi HUT ke-389 Kabupaten Tangerang di depan kantor Bupati dan DPRD Kabupaten Tangerang, Rabu (13/10/2021).
Fikri Maswandi, salah satu Aktivis KMS 30 mengatakan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh kepolisian terhadap massa aksi merupakan hal yang terjadi berulang kali dan hanya berujung minta maaf.
Baca Juga: Maafkan Oknum Polisi Banting Mahasiswa, Korban Desak Proses Hukum Terus Berjalan
Karenanya, KMS 30 membuat pernyataan sikap dengan menuntut Kapolresta Tangerang Kombes Pol Wahyu Sri Bintoro dicopot dari jabatannya.
“Tindakan tersebut juga bentuk kekejian yang terus berulang kali dilakukan oleh aparat kepolisian yang berujung ‘minta maaf’ serta tidak ada upaya untuk menindak tegas atas perilaku yang seenaknya membanting modal piting. Copot kepala kepolisian dan Satpol PP Tangerang,” ujar Fikri, Rabu (13/10/2021).
Menurut Fikri, adanya tindakan kekerasan yang dilakukan oleh aparat kepolisian terhadap massa aksi telah melanggar hak-hak kebebasan berpendapat serta berserikat.
“Tindakan kekerasan serta intimidasi terhadap massa aksi merupakan pelanggaran terhadap hak kita untuk bebas berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat,” kata Fikri.
Kericuhan pada aksi yang bertepatan dengan hari jadi Kabupaten Tangerang itu dikarenakan massa aksi meminta agar Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar langsung menemui massa dan menanggapi 10 tuntutan yang diajukan.
Baca Juga: Kapolda Banten Langsung Minta Maaf ke Korban Polisi Banting Mahasiswa
Bentrokan terjadi antara mahasiswa dengan aparat keamanaan yang terdiri dari polisi dan Satpol PP. Dalam bentrokan itu, seorang mahasiswa berinisial MFA nampak dibanting oleh anggota polisi yang diketahui sebagai Brigadir NP. MFA dibanting hingga mengalami kejang-kejang.
Tag
Terpopuler
- Duet Elkan Baggott dan Jay Idzes, Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia vs China
- 27 Kode Redeem FF Terbaru 17 Mei: Klaim Diamond, Token, dan Skin Cobra MP40
- Penampilan Syahrini di Cannes Mengejutkan, Dianggap Berbeda dengan yang di Instagram
- 8 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Vitamin C, Ampuh Hilangkan Noda Hitam
- Ditegur Dudung Abdurachman, Hercules Akhirnya Minta Maaf ke Gatot Nurmatyo dan Yayat Sudrajat
Pilihan
-
PSSI Bongkar Alasan Tak Panggil Elkan Baggott meski Sudah Sampai di Bali
-
Kurator Didesak Penuhi Hak Karyawan PT Sritex, Tagihan Pembayaran Capai Rp 337 Miliar
-
Menelisik Kinerja Emiten Kongsian Aguan dan Salim
-
Mudah Ditebak, Ini Prediksi Starting XI Timnas Indonesia vs China
-
Muhammadiyah dan BSI Rujuk?
Terkini
-
Desa Hargobinangun Masuk 40 Besar BRILiaN, UMKM Lokal Terus Berkembang Bersama BRI
-
Akselerasi Inklusi Keuangan di Pedesaan, Bank Mandiri Gandeng BUMDes dan UMKM Lokal
-
Undang Ratusan Industri dan Ormas, Kapolres Cilegon Pastikan Tak ada Ampun Bagi Preman
-
Ketua, Waka Kadin Cilegon, dan Ketua HNSI Jadi Tersangka, Buntut Minta Jatah Proyek Tanpa Lelang
-
Ancam Setop Proyek CAA, Ketua HNSI dan HIPMI Digilir Polda Banten