Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Rabu, 18 Agustus 2021 | 16:27 WIB
Wakil Katib Syuriyyah Nahdlatul Ulama (NU) DKI Jakarta, Taufik Damas

SuaraBanten.id - Tokoh Nahdlatul Ulama Taufik Damas menyoroti masalah utama Indonesia.

Bukan Radikal dan Taliban, Taufik Damas sebut masalah utama Indonesia yakni korupsi dan keadilan.

Taufik Damas soroti Taliban yang belakangan ini ramai diperbincangkan belakangan ini.

Diketahui publik belakangan ini ramai membahas persoalan kelompok Taliban yang berhasil menguasai Afghanistan dan menggulingkan pemerintahan Presiden Ashraf Ghani.

Baca Juga: Profil Zarifa Ghafari, Wali Kota Pertama di Afghanistan yang Kini Menanti Maut

Sementara itu, pemerintah juga saat ini sedang waspada terhadap kaum radikal yang dikhawatirkan akan menyusup dan menguasai negara.

Seperti dikutip dari terkini.id-Jaringan Suara.com, Kementerian Sosial (Kemensos) bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) meluncurkan Wadah Akur Usaha Nurani Gelorakan (Warung) NKRI.

Menteri Sosial Tri Rismaharini mengapresiasi gagasan pendirian Warung NKRI tersebut dan berharap agar upaya perlindungan masyarakat dari paham radikal dan intoleran semakin diperkuat.

Melihat hal tersebut, Taufik Damas mengatakan bahwa kita terlalu sibuk berbincang perkara Taliban dan Radikal sehingga melupakan masalah utama Indonesia.

“Ribut soal radikal-radikul; taliban-talibun. padahal masalah utama kita adalah korupsa-korupsi dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” cuitnya dikutip terkini.id.

Baca Juga: Wali Kota Wanita di Afghanistan Tidak Kabur: Saya Kini Duduk Menunggu Dibunuh Taliban

Beberapa netizen juga ikut memberikan komentar pada cuitan Taufik.

“Korupsi iya, Radikut juga iya lah. Semuanya adalah masalah bangsa yang sangat serius dan harus ditangani secara bersamaan,” komentar GusMarPwt.

“Apa gunanya kesejahteraan penuh kalau kemudian menster kemanusiaan bernama radikul itu merusaknya? Apa sampean lupa dengan Suira mas?” tambahnya.

“Korupsi itu seperti benang kusut, dia yang buat aturan, dia juga yang korupsi. Bagaimana mungkin pemerintah dan DPR berani buat aturan atau UU yang men-sangsi berat mereka sendiri?” komentar Ganezhaputra.

“Setuju, pak yai. Ibaratnya, kita mampu melihat isi rumah orang lain. Tapi, lupa melihat isi rumah sendiri,” komentar santri_keliling.

Load More