SuaraBanten.id - Nama Sultan Abdul Mufakir Sultan Bantan tengah menjadi perbincangan setelah eks Petinggi Sunda Empire, Ki Ageng Rangga Sasana atau Lord Rangga menyebutkan, Banten merdekakan Amerika Serikat.
Lord Rangga beralasan julukan negeri Paman Sam untuk Amerika Serikat berasal dari nama Sultan Abdul Mufakir atau disingkat SAM.
Berdasarkan catatan sejarah Sultan Abul Mafakhir Mahmud Abdul Kadir merupakan salah satu penguasa Islam Banten yang memiliki peran penting menyebarkan agama islam, bahkan saat itu Sultan mengirimkan beberapa utusannya ke Mekkah untuk meminta restu.
Ditulis oleh Maftuh Pengawas PAI Kementerian Agama Kabupaten Serang tentang Islam pada massa kesultanan Banten: Perspektif Sosio-Historis, menyebutkan, diutusnya para pembesar kesultanan ke Mekkah tersebut, selain mendapatkan legitimasi simbol-simbol keagamaan, juga untuk mencari penjelasan tentang tiga kitab yang dibawa para utusan.
Sebagai seorang penguasa Islam, Sultan Abdul Kadir merasa perlu untuk mendapatkan restu dari pusat Islam di tanah suci Mekkah. Oleh karena itu, antara tahun 1633 atau 1634, diutuslah beberapa pembesar istana ke Mekkah. Putra mahkota, Pangeran Pekik, juga diikutkan bersama rombongan yang dipimpin oleh Labe Panji, Tisnajaya dan Wangsaraja.
Sekitar tanggal 21 April dan 4 Desember 1638, rombongan yang diutus tersebut sampai kembali di Banten. Dari Mekkah, sultan mendapat gelar kebesaran Sultan Abul Mafakhir Mahmud Abdul Kadir. Pangeran Pekik mendapat gelar Sultan Ma'ali Ahmad.
Sultan juga menerima bendera dan pakaian suci dan apa yang dipercaya sebagai jejak kaki Nabi" dari Penguasa Haramain. Semua pemberian Syarif Mekkah ini di arak dalam prosesi 45 sekeliling kota Banten pada kesempatan Peringatan Maulid Nabi.
Sedangkan para pembesar yang diutus mendapat hadiah dan gelar kebangsawanan dari sultan. Demang Tisnajaya mendapat gelar Haji, Jayasanta dan Wangsaraja diberi gelar Haji Wangsaraja. Sementara pemimpin rombongan, Lambe Panji, meninggal dunia dalam perjalanannya ke Mekkah.
Diutusnya para untuk pembesar kesultanan ke Mekkah tersebut, selain mendapatkan legitimasi simbol-simbol keagamaan, juga untuk mencari penjelasan tentang tiga kitab yang dibawa oleh mereka.
Baca Juga: Soal Banten, Ade Armando: Sejarah Amerika Dibongkar Tanpa Ampun Lord Rangga
Judul-judul dari kitab-kitab itu adalah marqum (berarti "tulisan", ini merupakan judul yang tidak lengkap), al-muntahi karya Hamzah Fansuri dan kitab wujudiyyah, yakni sebuah kitab atau beberapa kitab yang menerangkan doktrin tasawuf monistik.
Di Mekkah, mereka bertemu dengan Muhammad Ali ibn 'Alan, namun mereka tidak berhasil membujuknya untuk datang ke Banten bersama mereka. Ulama ini menulis risalah al-Mawa>hib 48 ar-Rabbaniyyah 'an al-As'ilah al-Jawiyyah (Hadiah-hadiah Ilahi tentang Beberapa Pertanyaan dari Jawa), untuk menanggapi permintaan dari sultan Banten tersebut.
Sultan Abdul Kadir yang terkenal shaleh ini seringkali mengajarkan ilmu-ilmu agama kepada para istrinya, istri-istri para ponggawa, para nyai dan para pegawai perempuan istana seperti pedekan tundan dan pedekan jawi.
Pada sebelah ruangan yang lain berkumpul pula para nyai sambil mengajar al-Qur'an kepada para pangeran kecil dan putri-putri istana. Para nyai ini dipimpin oleh Nyai Mas Eyang.
Pada tahun 1651 Sultan Abulmafakhir Mahmud Abdul Kadir wafat pada tahun dan dimakamkan di Kenari, berdekatan dengan makam putranya, Sultan Abulma'ali Ahmad. digantikan oleh cucunya yang bernama Pangeran Surya yang bergelar Pangeran Adipati Anom, atau kelak terkenal dengan Sultan Ageng Tirtayasa.
Kontributor : Saepulloh
Berita Terkait
-
Rupiah Dibuka Perkasa, BI Terus Beri Obat Kuat Biar Stabil
-
Sinopsis Film 'Night Always Comes' 2025: Thriller Kriminal Menegangkan
-
Striker Keturunan Surabaya Cetak Gol di Liga Amerika Serikat, Susul Miliano Jonathans dan Mauro?
-
Iran: Serangan Israel Hancurkan Kepercayaan, Hubungan dengan AS "Di Bawah Nol"
-
Jelang HUT RI! Emiten Tekstil RI Deklarasi Angkat Bendera Putih dengan Tutup Pabrik
Terpopuler
- 9 Potret Rumah Eko Patrio Seharga Rp150 Miliar, Ada Rooftop Pool di Lantai 4
- Kronologi Penangkapan Mahasiswa Unri Khariq Anhar di Jakarta
- Rumah Ahmad Sahroni Dijarah Massa, Bocah Pamer dapat Jam Tangan Rp 11 Miliar
- Pencabutan Artikel 'Ahmad Sahroni Minta Maaf...'
- Eko Patrio dan Uya Kuya Resmi Mundur dari Anggota DPR RI
Pilihan
-
Netizen Cari Raffi Ahmad yang Mendadak Hening: Mana Suaranya, A?
-
Demo Meluas Bukan karena Asing, Tapi Masalah Perut!
-
Tiga Lembaga Ekonom Kritik Pemerintah: Gelombang Demo Cerminan Gagal Kelola Ekonomi Berkeadilan!
-
Helikopter Rute Kotabaru-Palangka Raya Hilang Kontak di Area Hutan Kalimantan
-
Viral Ramuan 'Cuci Paru-paru' Pakai Daun Kelor, Dokter Tegaskan Itu Hoaks!
Terkini
-
Tragedi Malam di Serang: Pick Up Angkut 12 Buruh Nyemplung ke Sungai, 1 Tewas Terjepit
-
BRI Kucurkan KUR Rp99,31 Triliun, Sektor Pertanian Jadi Primadona
-
4 Fakta Inspiratif di Balik Aksi Pemuda Sibilik Tambal Jalan yang Rusak Puluhan Tahun
-
Jalan Rusak Puluhan Tahun, Pemuda Kampung Sibilik Gotong Royong Modal Sumbangan Semen dan Pasir
-
Banyak Demo, USU Terapkan Kuliah Online 4 Hari