Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Minggu, 25 April 2021 | 11:15 WIB
Danrru Dinas Perkim Provinsi Banten, M. Sabulloh identitas korban pencopetan yang dibuang pelaku. [Suara.com/Adi Mulyadi]

SuaraBanten.id - Pengunjung wisata ziarah Banten Lama diminta waspada saat hendak berziarah. Wisata Banten lama banyak copet yang berkeliaran.

Berpenampilan layaknya peziarah pada umumnya pencopet di kawasan Banten lama memakai peci, kerudung, sorban. Mereka biasanya beraksi secara berkelompok atau tak sendiri.

Pintu masuk yang hanya disediakan satu pintu menuju makam Sultan Maulana Hasanudin Banten kerap kali menyebabkan para pengunjung berdesakan saat mengantre masuk.

Penumpukan pengunjung kerap mengantri di area ziarah Banten Lama kerap dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab atau copet.

Baca Juga: Momen Ariel NOAH Dipeluk Bunga Citra Lestari, Netizen Doakan Semoga Jodoh

Kesempatan pun kadang dimanfaatkan oleh pencopet dengan mengambil barang seperti HP, atau dompet para pengunjung. Dengan sangat lihai barang tersebut seringkali dioper langsung kepada rekannya yang lain, untuk menghilangkan jejak.

Pengunjung seringkali tak menyadari keberadaan pencopet lantaran para pelaku terbilang profesional. Mereka menyamar seperti pengunjung lainnya, yakni menggunakan busana muslim.

Komandan Regu (Danrru) dari Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (Perkim) Provinsi Banten, M. Sabulloh mengungkapkan, kerap terjadi tindak kejahatan pencurian oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab di kawasan ziarah Banten Lama.

"Copet disini itu masih ada, namun pada saat ketika ramai saja atau hari-hari besar. Seperti hari minggu, malam Jumat, atau hari-hari raya besar," ujar di temui SuaraBanten.id, Minggu (25/4/2021).

Dijelaskan Sabulloh, copet yang terjadi di wilayah Banten Lama itu termasuk dalam golongan sindikat, saat beraksi pencopet itu tidak sendirian, melainkan lebih dari 2 orang.

Baca Juga: Kades Kepuhkembeng Beberkan Calon Istri UAS, Namanya Fatimah Az Zahra

"Karena setiap kami tangkap copet itu, kami kadang tidak menemukan barang buktinya. Copet disini juga biasanya berbaur seperti layaknya para pengunjung lainnya, kalau cowo biasa pake peci, pake sorban, dan kalau cewe itu pake kerudung seperti pengunjung biasanya," jelasnya.

Beberapa waktu lalu, sebelum masuk bulan suci Ramadhan, Sabulloh mengungkapkan, bahwa pihaknya pernah menangkap copet yang sedang beraksi.

"Waktu itu, ibu-ibu, setelah ketangkap kami bawa ke kantor lalu kami tulis di kertas 'SAYA COPET' kemudian kami arak itu keliling Banten Lama," ungkapnya.

Sabulloh kembali mengungkapkan, dalam setahun terakhir ini sudah 5 sampai 7 peristiwa pencopen terjadi. Hal itu, membuat pihaknya sering melaksanakan patroli di wilayah rawan-rawan copet.

"Misalkan nich, bulan kemarin ada copet 1 terus kita tangkap, terus 2 sampai 3 bulan itu gak ada lagi. Nanti kalau udah agak lama muncul lagi," ungkapnya.

Kedati demikian, untuk mengamankan wilayahnya itu, pihaknya sudah melakukan pengawasan melalui camera pengawas atau CCTV di tempat-tempat rawan. Jika terjadi tindakan pihaknya langsung melakukan pengejaran.

"Kita sudah siapkan CCTV nich mas sebanyak 32 titik di setiap penjuru. Jadi insya alloh aman dan sekalipun ada kita bisa eksekusi," tandasnya.

Sabulloh juga menunjukan, banyaknya KTP dan kartu-kartu lainnya milik para pengunjung yang kecopetan.

"Nih mas, banyak disini juga KTP, dan kartu lainnya milik pengunjung. Jadi kalau pencopet itu hanya mengambil dalem dompetnya saja, sementara identitasnya di buang," tunjuknya.

Salah seorang pengunjung, Hamdani mengungkapkan, dirinya sudah menyadari hal itu bahwa di setiap keramaian itu pasti terjadi tindakan kejahatan.

"Iya mas, bukan hanya disini aja sih copet mah di setiap orang banyak juga pasti ada copetnya, karena itulah kesempatan mereka," kata Hamdani saat ditemui di Banten Lama.

Diungkapkan Hamdani, dirinya berharap supaya para pengunjung lainnya berhati-hati saat dalam kondisi ramai.

"Ya hati-hati aja sih mas," tandasnya sambil jalan.

Kontributor : Adi Mulyadi

Load More