SuaraBanten.id - Miris, pasangan suami istri (pasutri) Rukman (30) dan Hatimah (25) hanya berpenghasilan tetap sekira Rp12 ribu sehari. Uang itu di dapatkan Hatimah dari hasil jeri payahnya menjadi buruh emping melinjo.
Diungkapkan Hatimah, penghasilan suaminya sebagai pikul kayu di Panglong milik tetangganya Rp70-80 ribu perhari. Namun, itupun kalau ada kerjaan saja, jika tak pikul kayu suaminya tidak ada pekerjaan lain.
Selain itu, pendapatan dari kuli buruh emping melinjo tak menentu. Itu pun hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan jajanan ketiganya anaknya. Ongkos buruh emping melinjo di kisaran harga 5-6 ribu rupiah per kilogram.
"(penghasilan suami) pas begitu dapat terus habis buat beli beras, gitu terus. Boro-boro buat memperbaiki rumah, kadang juga buat bayar utang. Kalau hasil dari ngemping juga gak cukup, pake jajan anak juga habis soalnya satu hari itu itu paling dapat 2 kilo (Rp12 ribu)" terangnya.
Baca Juga: Tolong Bupati Irna, Ada Warga Pandeglang Tinggal di Rumah Beratap Terpal
Hatimah mengatakan, ia dan suaminya tengah berupaya keras untuk membayar hutang untuk membangun rumah semi permanen beratapkan terpal tersebut dengan cara di cicil. Sehingga ia belum mampu memperbaiki rumahnya kembali.
Sejak rumahnya ambruk, Hatimah mengaku sudah beberapa kali dirinya di minta foto copy kartu keluarga dan KTP baik pihak Kecamatan dan Desa sebagai syarat pengajuan bantuan rumah. Namun hingga kini belum ada informasi kembali terkait usulan bantuan perbaikan rumah tersebut.
"Ngumpulin KK dan KTP sudah, katanya mudah-mudahan dapat bantuan, tapi sampai sekarang belum ada saja, apa mungkin belum saya kurang tahu pasti,"jelasnya.
Diketahui, keluarga ini sudah tercatat sebagai penerima Bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Untuk itu keluarga berharap memiliki tempat tinggal yang layak dari uluran tangan pemerintah.
"Mengharapkan sih dapat bantuan karena kita belum mampu, sebab itu juga bisa memperbaiki dapur dapat ngehutang," tutupnya.
Baca Juga: Parah! Dekat Pangkalan, Gas 3 Kg di Patia Pandeglang Dijual Harga Selangit
Pemerintah kecamatan Cikedal baik Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) maupun Camat Cikedal Deni Kurnia mengaku sudah mengajukan bantuan rumah bagi warganya ke beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pandeglang, termasuk rumah milik Hatimah.
Berita Terkait
-
Mandi Junub Kesiangan di Bulan Ramadan? Jangan Panik! Ini Penjelasan Lengkapnya
-
Pasutri Brazil Dinobatkan Guinness World Records sebagai Pernikahan Terlama di Dunia, Punya 100 Lebih Cucu dan Cicit
-
Deretan Poster Film Tuai Kontroversi, Terbaru La Tahzan
-
Viral Pasutri di Sleman Tewas di Mobil Diduga Keracunan AC: Memahami Risiko dan Pencegahannya
-
Kompak jadi Penadah Komplotan Residivis Curanmor di Jakbar, Nasib Pasutri Kini Bareng Masuk Bui
Tag
Terpopuler
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Daftar Pemain Timnas Belanda U-17 yang Gagal Lolos ke Piala Dunia U-17, Ada Keturunan Indonesia?
- Titiek Puspa Meninggal Dunia
- Gacor di Liga Belanda, Sudah Saatnya PSSI Naturalisasi Pemain Keturunan Bandung Ini
- Eks Muncikari Robby Abbas Benarkan Hubungan Gelap Lisa Mariana dan Ridwan Kamil: Bukan Rekayasa
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Snapdragon, Performa Handal Terbaik April 2025
-
Hasil BRI Liga 1: Diwarnai Parade Gol Indah, Borneo FC Tahan Persib Bandung
-
Persija Terlempar dari Empat Besar, Carlos Pena Sudah Ikhlas Dipecat?
-
Momen Timnas Indonesia U-17 Gendong ASEAN Jadi Pembicaraan Media Malaysia
-
Terbang ke Solo dan 'Sungkem' Jokowi, Menkes Budi Gunadi: Dia Bos Saya
Terkini
-
Viral Oknum Polisi Polres Tangsel Lakukan Pelecehan Seksual, Pelaku Disebut Alami Gangguan Mental
-
Sentuhan BRI Bikin Warung Bu Sum Bertransformasi dan Ramai Pengunjung
-
Hari Pertama Pembebasan Tunggakan Pajak dan Denda di Samsat Cikande, Petugas Kurang Persiapan
-
Samsat Kota Serang Diserbu Warga, Antre Sejak Subuh Demi Bebas Tunggakan Pajak dan Denda
-
Curhat Warga Serang Pemilik Corolla DX 1980 Bayar Pajak Rp982 Ribu, Padahal Nunggak 9 Tahun