Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita
Sabtu, 13 Maret 2021 | 08:00 WIB
Video kisah diteror aliran sesat. (Ilustrasi: Pixabay)

SuaraBanten.id - Kegiatan kelompok aliran Hakekok Balakasuta yang menjalankan ritual bugil di Pandenglang, Banten menggegerkan warga baru-baru ini. Terungkap identitas ketua aliran sesat tersebut, yakni seorang pria berinisial A.

Sosok A rupanya dikenal warga di sekitar tempat tinggalnya di Cimanggu, Pandenglang sebagai pribadi yang tertutup.

Dia disebut tak pernah bersosialisi dengan warga lain dan memilih untuk pergi ke hutan, meski tidak diketahui pasti apa yang dilakukannya.

“Orangnya tertutup tidak bersosialisasi dengan warga, ikut pengajian juga enggak pernah,” ungkap seorang warga kepada BantenHits.com -- jaringan Suara.com, Sabtu (13/2/2021)

Baca Juga: Ajak Anak Perempuan Mandi Bersama, Hakekok Balakasuta Resmi Ajaran Sesat

Menurut keterangan warga, A sering mengadakan ritual meski tak apa yang dilakukan sebenarnya. Konon, ritual tersebut karena ingin melanjutkan jejak ayahnya yang sudah meninggal dunia.

“Memang saya denger kalau A ini sering melakukan ritual. Tapi enggak tau ritual apa, cuma dia itu hampir setiap hari ke hutan," sambungnya.

Warga menyebut, mendingan ayah A yang berinisal S memiliki seorang guru spiritual di Kabupaten Bogor.

“Memang sudah lama, kalau dulu mah pak S yang seperti itu (ritual) karena sudah meninggal dilanjutkanlah oleh A,” pungkasnya.

Untuk diketahui, sebanyak 16 warga yang tengah melakukan ritual mandi bersama tanpa busana di wilayah Kecamatan Cigeulis diamankan polisi.

Baca Juga: Heboh! Pria Wanita Mandi Bersama Tanpa Busana Gegara Aliran Hakekok

Saat menjalankan ritual, pengikut hakekok balakasuta yang terdiri dari lima perempuan lanjut usia dan delapan pria dewasa itu melibatkan tiga anak di bawah umur.

MUI Kabupaten Pandeglang menyampaikan, ajaran hakekok balakasuta sebagai menyimpang atau sesat karena sudah jauh melenceng dari nilai-nilai agama Islam dan ajaran Rasulullah SAW.

“Jelas itu menyimpang, udah terlalu jauh itu. Ritual seperti itu tidak dibenarkan karena idak sesuai dengan ajaran Rosulullah,” kata Sekretaris MUI Pandeglang, Abdul Ghaffar, Jumat (12/3/2021).

Load More