Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Kamis, 04 Maret 2021 | 10:21 WIB
Ma Kyal Sin atau Angel saat aksi dalam protes kudeta yang dilakukan militer Myanmar (Instagram/drewpavlou)

SuaraBanten.id - Negara Myanmar kian represif dalam mengatasi gelombang demonstran yang menolak kudeta yang dilakukan militer negara tersebut. Sejumlah video yang memperlihatkan Gempuran aparat keamanan yang kian represif demi membendung pemberontakan sipil juga mulai bertebaran di media sosial.

Salah satunya yang viral di media sosial, seorang demonstran perempuan yang diketahui bernama Ma Kyal Sin atau Angel yang tewas diduga ditembak oleh petugas militer Myanmar.

Dalam foto-foto yang tersebar di media sosial, perempuan yang saat melakukan aksi unjuk rasa -yang kemudian juga saat ditemukan tewas, mengenakan kaos 'Semuanya akan baik-baik saja' itu nampak berlumuran darah di sisi kiri kepala.

Ada satu cerita menarik sekaligus menggetarkan hati usai Ma Kyal Sin atau Angel atau yang dikenal dengan nama Deng Jia Xi itu tewas di tangan militer.

Baca Juga: Myanmar Makin Memanas, Kantor HAM PBB Sebut Demonstran Tewas Capai 18 Orang

Angel diketahui selalu membawa tulisan yang dibungkus dengan plastik anti air. Di dalamnya, terdapat sebuah pesan dan informasi terkait golongan darahnya.

"Jika saya terluka dan tidak dapat kembali ke kondisi yang baik, tolong jangan selamatkan saya. Saya akan memberikan bagian kiri tubuh saya yang berguna kepada seseorang yang membutuhkan saya," tulis pesan yang tersebar di media sosial.

Tewasnya Angel sontak memancing warganet dari berbagai belahan dunia turut mengkritisi langkah represif yang diambil oleh militer Myanmar.

"Deng Jia Xi, seorang mahasiswa berumur 20 tahun tertembak mati aparat keamanan Myanmar. Saat ditemukan, dia memakai kaos "Everything Will Be OK" & meninggalkan surat yg meminta agar organnya didonasikan. Dia anak tunggal keluarganya," tulis akun @/margianta.

Jutaan warganet lainnya yang berasal dari berbagai negara juga turut mendukung aksi damai pembebasan tahanan politik hingga mengutuk tindakan militer tersebut.

Baca Juga: Dipecat Junta, Duta Besar Myanmar di PBB Tegaskan untuk Tetap Melawan

Load More