SuaraBanten.id - Disperindag Provinsi Banten diminta Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Serang agar mengajukan subsidi kedelai. Penyebabnya lantaran kenaikan harga kedelai yang semakin mencekik pengrajin tahu dan tempe.
Ketua Kopti Serang, Redi Kurniadi mengaungkapkan, kenaikan harga tersebut memaksa para pengrajin tahu dan tempe tidak berorientasi pada keuntungan tapi mempertahankan pasar.
“Sekarang sebetulnya pengrajin ini bukan untuk mencari keuntungan. Tetapi untuk mempertahankan market dan menjaga karyawan agar tidak di-PHK,” kata Redi seusai melakukan audiensi, di Kantor Disperindag Provinsi Banten, Selasa (5/1/2021).
Meski begitu, Kopti mendesak agar Disperindag Banten dapat membantu menyampaikan ke Pemerintah Pusat untuk meminta bantuan kaitan ketersediaan bahan baku produksi dan stabilitas harga.
Baca Juga: Meski Kedelai Langka, Pengusaha Ini Belum Naikkan Harga Tempe Produksinya
“Tidak produksi ini memang bukan karena mogok. Namun sedang penyesuaian harga saja, karena harga kedelai di pasaran yang mahal membuat kerugian yang besar kemarin,” ujar Redi, melansir Bantenhits (jaringan Suara.com).
“Selain itu kita juga sembari sosialisasi akan ada kenaikan harga. Karena ada kenaikan harga bahan baku, untuk tahu kita naikan Rp 100 per-biji,” tambahnya.
Kepala Disperindag Provinsi Banten, Babar Suharso menyebutkan, harga acuan kedelai sebelumnya hanya Rp 6.800 per kilogram. Namun saat ini, terpantau di pasar yang ada di Banten, rata-rata haraga kedelai berkisar Rp10.200 per kilogram.
“Ini sangat membebani teman-teman pengrajin tahu tempe di Banten,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, pihaknya juga tidak menampik adanya kenaikan harga kedelai di Provinsi Banten.
Baca Juga: Tak Terdampak Kenaikan Harga, Stok Kedelai di Kota Malang Aman
“Harga kedelai mengalami kenaikan harga sejak Oktober 2020 – Januari 2021. Harganya pelan-pelan naik terus, kenaikan ini sudah melampaui harga acuan yang ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan,” pungkasnya.
Berita Terkait
-
Polda Banten Akui Mobil Dinas Polisi yang Isi Bensin di SPBU Ciceri Milik SPN
-
Mobil Dinas Polisi Isi Bensin di SPBU Ciceri yang Disegel, Polda Banten Angkat Suara
-
Mobil Dinas Polisi Diduga Isi Bensin di SPBU Ciceri yang Jual Pertamax Oplosan
-
Polda Banten Belum Kantongi Hasil Uji Lab Pertamax Oplosan di SPBU Ciceri Serang
-
Sejarah Banten, Arti Hingga Asal Usul di Baliknya, Cek Selengkapnya di Sini
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
-
PM Malaysia Anwar Ibrahim Tegaskan ASEAN Solid dan Bersatu
-
Emas dan Bitcoin Banyak Diborong Imbas Ketegangan Perang Dagang AS vs China
-
Red Sparks Bangkit Dramatis, Paksa Set Penentuan di Final Liga Voli Korea 2024/2025
-
RESMI Lawan Manchester United di Malaysia, ASEAN All-Stars Bakal Dilatih Shin Tae-yong?
Terkini
-
Basarnas Hentikan Pencarian Kakek yang Hilang Saat Mencari Melinjo di Hutan Pabuaran
-
Bawaslu Kabupaten Serang Belum Temukan Pelanggaran Kampanye Jelang PSU
-
KPU Kabupaten Serang Evaluasi Ratusan KPPS Jelang Pemungutan Suara Ulang
-
KUR BRI Dukung Suryani, Kartini Modern yang Jadi Pejuang Ekonomi Melalui Usaha Kelontong
-
Ratusan Buruh Demo Pabrik Sepatu Gegara THR Tak Sesuai, Disnaker Lebak Panggil Manajemen