SuaraBanten.id - Sulitnya mencari sayuran selama masa pandemi covid-19, memunculkan ide kreatif muda mudi masa kini di Kabupaten Serang.
Belakangan, pemanfaatan lahan pertanian hidroponik dan organik menjadi tren tersendiri di masa pandemi covid-19. Salah satunya yang dilakukan Juliana Ratna bersama Ryan adhi nugraha.
Juliana Ratna atau yang akrab disapa Jujul menceritakan, awalnya ia mencari sayuran untuk dikonsumsi sendiri. Namun sulitnya mencari di pasaran membuatnya memiliki inisiatif dengan lebih memilih untuk menanam sendiri.
“Konsumsi sayuran untuk dirumah sendiri aja lumayan tinggi. Bisa tiap hari beli. Karena sering pengen beli sayuran dan herbs buat masak, cuma di supermarket gak ada. Jadi ya mikir kenapa gak tanam sendiri saja. Buat nambahin variasi sayuran yang ada juga, jadi bikin pasar sendiri di kampung kelahiran,” kata Jujul di temui pada pekarangan miliknya, Kecamatan Waringin Kurung, Kabupaten Serang, Sabtu (26/12/2020).
Ia memanfaatkan lahan tanah seluas 35.000 meter persegi untuk tanaman organik dan 3 green house masing-masing 40 meter persegi. Dari lahan itu, Ia dapat menghasilkan banyak sayuran seperti bayam, pakcoy, selada, caisim, kangkung.
Tak hanya itu, ia juga mencoba menanam sayur- sayuran yang sulit dicari di pasar maupun super market seperti brussels sprout, selada romaine. Ia juga mencoba menanam tanaman romaine, thyme, dan basil.
Bahkan, ia juga menanam buah-buahan seperti jambu biji, pepaya, lengkeng, lemon, jeruk nipis, berserta umbi, talas merah dan singkong.
"Sebenernya supaya swasembada bahan pangan, biar kita produksi sendiri di kota kelahiran dan tidak perlu ambil dari luar kota," jelasnya.
Menurutnya, berbisnis bahan pangan yang menjadi konsumsi sehari-hari tidak terlalu terdampak pandemi. Sehingga, ia lebih bertani untuk menjadi trendseter muda-muda masa kini.
Baca Juga: Setelah Inggris, Varian Baru Virus Corona Juga Ditemukan di Prancis
“Selain bergaya, kita bisa menghasilkan,” ujar Jujul.
Jujul berharap, semakin banyak warga, terutama para pemuda yang bertanam secara organik atau hidroponik. Sehingga Banten bisa memenuhi kebutuhan sayur dan buah-buahan sendiri tanpa ngambil dari luar daerah.
“Pengennya sih kedepan bisa bantu petani-petani lainnya, dan bisa menghubungkan mereka langsung ke costumer. Sehingga mereka dapat harga yang lebih murah serta menguntungkan,” tutup Jujul seraya mengakhiri wawancara.
Kontributor : Feby Sahri Purnama
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
Terkini
-
Badak Langka Musofa Mati Setelah Dipindahkan: Benarkah Karena Penyakit Kronis, atau Ada Hal Lain?
-
Bukan Sekadar Teori: Kisah Mahasiswa IPB 'Menyatu' dengan Kota Kuasai Skala Lanskap Sesungguhnya
-
Sentilan Keras Kiai Asep: Pengurus NU Jangan Sibuk Rebut Komisaris dan Tambang!
-
Bukan Larangan, Kades Kanekes Ungkap Alasan Sebenarnya di Balik Isu Baduy Dilarang Jualan ke Jakarta
-
Kembali Pimpin Golkar Cilegon, Ratu Ati Marliati Siapkan Strategi Gaet Suara Milenial di 2029