Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Jum'at, 25 Desember 2020 | 07:38 WIB
Petugas Karantina Pertanian Cilegon memeriksa dedak gandum yang akan diekspor (Ist)

SuaraBanten.id - Meski saat ini hampir seluruh negara di dunia terdampak wabah virus corona atau Coronavirus Disease (Covid-19), namun ekspor dedak gandum asal Kota Cilegon tercatat justru mengalami peningkatan jumlah ekspor yang lebih besar dibanding tahun sebelumnya.

Data dari IQFAST Karantina Pertanian Cilegon, tahun 2019 dari Januari sampai dengan November mencatat ekspor dedak gandum hanya 23 ribu ton dengan nilai Rp73 miliar.

Namun pada tahun 2020 dalam periode yang sama mengalami peningkatan hingga mencapai 114 ribu ton atau setara dengan Rp525 miliar.

“Dari Cilegon, ada tiga negara tujuan ekspor yang terus meminang dedak gandum ini, negara tersebut ialah China, Vietnam, Filipina, dan Papua Nugini,” jelas Arum Kusnila Dewi Kepala Karantina Pertanian Cilegon melalui siaran tertulis, Jumat (25/12/2020).

Baca Juga: Gelar Misa Natal, Gereja Santo Laurensius Terapkan Protokol Kesehatan Ketat

Arum menjelaskan, dedak gandum merupakan produk sampingan dari pengolahan biji gandum menjadi tepung.

Dedak gandum dihasilkan dari bagian terluar dari kulit gandum yang disebut bran dan kulit gandum bagian dalam yang disebut pollar, tambahnya.

“Di negara tujuan, dedak gadum dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan ternak karena memiliki kadar protein dan nutrisi yang tinggi,” pungkas Arum, melansir Bantennews (jaringan Suara.com).

Load More