Diminta Mengungsi
Sebelum banjir masuk ke rumahnya yang hanya puluhan meter dari sekolah. Jumilah disarankan oleh putrinya yang masih duduk di bangku SMA, untuk mengungsi ke sekolah lantaran khawatir rumah mereka kebanjiran.
Benar saja, rumah mereka terkena banjir. Sedangkan tetangganya lebih dulu di terjang banjir.
"Ngungsi di sini karena rumahnya banjir selutut. Kemarin habis Ashar kata anak, ya udah ngungsi saja ke sekolah daripada air datang ya malam. Ternyata betul air masuk ke rumah malam," terangnya.
Selain bersama anaknya, Jumilah ditemani tetangganya mengungsi di sekolah tersebut setelah salah satu sungai di kampungnya meluap hingga menyebabkan banjir di desanya.
Amputasi Kaki
Jumilah menceritakan kakinya harus diamputasi pada 2015 setelah tergelincir di samping ia juga memiliki penyakit diabetes.
Kemudian dokter menyarankan untuk amputasi kaki karena khawatir merembet ke bagian tubuhnya lainnya.
"Diamputasi tahun 2015 karena kena diabetes, awalnya keseleo. Kata dokter ya sudah dari pada merembet diamputasi saja," ungkapnya.
Baca Juga: Banjir Bandang Lebak Sudah Surut, Pengungsi Mulai Pulang
Di sisi lain, Jumilah mengaku sempat menjadi tulang punggung keluarga untuk membiayai sekolah anaknya setelah bercerai dengan suami pertama.
Kini Jumilah telah memiliki suami lagi yang kekinian bekerja di Surabaya, Jawa Timur.
"Karena selain kekurangan guru, kita juga punya tanggung jawab harus menyekolahkan anak. Ibaratnya kalau kita pensiun (dini) gak bisa lagi menyekolahkan anak. Kebetulan saya sama suami dulu pisah. Jadi harus menghidupi keluarga ibaratnya. Sekarang punya suami tapi di Surabaya kerja. Jadi sekarang gak pulang," terangnya.
Mengabdi untuk Negeri
Jumilah sudah mengajar puluhan tahun, yakni mulai tahun 1999. Manis getirnya kehidupan menjadi pengajar pun telah ia lewati.
Meski memiliki keterbatasan, Jumilah tetap gigih mengajar. Kendati harus dibantu dengan kursi roda.
Berita Terkait
-
10 Tips dari Guru Besar Kriminologi UI Ini Jamin Karya Jurnalis Lebih Konstruktif, Antiperpecahan
-
Cederai Demokrasi! Guru Besar UI Kecam Keras Penangkapan Aktivis dan Penyitaan Buku Saat Aksi Demo
-
Protes Razia Rambut, Murid dan Guru Saling Balas Pesan Lewat Video
-
TPG Triwulan III 2025 Cair! Guru Jam Mengajar di Bawah 12 JP Dapat Tunjangan?
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 6 Oktober 2025: Waspada Hujan & Banjir Rob di Indonesia
Terpopuler
- 7 Sunscreen Terbaik untuk Flek Hitam Usia 50 Tahun, Atasi Garis Penuaan
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Sosok Profesor Kampus Singapura yang Sebut Pendidikan Gibran Cuma Setara Kelas 1 SMA
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
Pilihan
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
-
6 Rekomendasi HP Murah Baterai Jumbo 6.000 mAh, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga! Korban Billboard Raksasa di Tangsel Merana, Harta Ludes Dijarah Maling
-
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru Kabupaten Serang, Jumat 10 Oktober 2025
-
Rahasia 4 Kemenangan Beruntun Persita: Bukan Soal Pemain Inti, Tapi...
-
Raih Penghargaan Indeks Tempo-IDN Financials 52, BRI Optimistis BRI Tumbuh Berkelanjutan
-
Tehyan, Simbol Akulturasi Tionghoa Benteng Diusulkan Jadi Warisan Budaya Nasional