Scroll untuk membaca artikel
Dythia Novianty
Senin, 23 November 2020 | 10:24 WIB
Warga suku Baduy Luar memanen sarang lebah madu "nyirueun" atau lebah madu ternak di Kampung Kaduketug, Lebak, Banten, Sabtu (14/11/2020). [ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas]

SuaraBanten.id - Maraknya peredaran madu baduy di Indonesia yang berlangsung cukup lama membuat gerah para tetua adat baduy. Tak tinggal diam, menggandeng beberapa pihak, Jaro Saija menggelar pemusnahan barang bukti madu palsu yang berhasil disita dari beberapa oknum pedagang madu palsu di kawasan adat baduy.

Tak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai puluhan liter. Dalam kesempatan tersebut, Jaro Saija juga berkesempatan menunjukan perbedaan antara madu palsu dan asli.

“Madu katanya palsu saya mau buang, mau dibakar atau gimana. Yang jelas kedepannya jangan sampai ada lagi yang disebut madu palsu,” kata Tetua adat baduy yang juga Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Jaro Saija kepada awak media, dilansir laman Bantenhits, Senin (23/11/2020).

Sementara pemerhati adat baduy, Uday Suhada mengatakan, acara ini digelar sebagai salah satu langkah cara mengklarifikasi dan mengembalikan citra adat baduy yang rusak, oleh mafia tak bertanggungjawab.

Baca Juga: Gerobak Penjual Susu Kedelai Dikerubungi Lebah, Dianggap Bawa Keberuntungan

“Kita sudah lihat, Jaro Saija menunjukan perbedaan madu asli dan palsu. Jadi madu palsu itu sebenarnya hanya campuran gula dan zat kimia tidak ada madunya sama sekali,” kata Uday.

Uday menegaskan, selama ini bahwa masyarakat adat baduy dibodohi, dibohongi dan dieksploitasi.

“Orang baduy adalah pihak yang dikorbankan. Saya kira aparat penegak hukum juga bjsa memilah mana yang menjadi penyebab dan mana yang menjadi akibat,” tandasnya.

Load More