Kapolsek Panimbang AKP Sugiar Alimunandar menjelaskan, awalnya warga akan membakar rumah sang donatur lantaran sudah tersulut emosi. Beruntung, sebelum melancarkan aksi warga melapor terlebih dulu ke kepala desa setempat.
"Awalnya AA kan orang sini Mekarsari, warga mau bakar rumahnya. Tapi laporan ke lurah, akhirnya kata lurah; 'Saya mau laporan dulu ke Kapolsek'," kata Sugiar menirukan ucapan kepala Desa Mekarsari saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Saat Kepala Desa Mekarsari berkoordinasi ke Polsek Panimbang, warga yang sudah tersulut emosi akhirnya berbondong-bondong mendatangi mapolsek. Akhirnya warga membubarkan diri, setelah diberikan pemahaman.
"Datang ke sini lurahnya, setelah itu masyarakat berbondong-bondong ke sini. Hanya saya mengimbau kepada masyarakat jangan main hakim sendiri, setelah itu mereka pada pulang," katanya.
Baca Juga: Ribuan Yatim Piatu Jadi Korban Santunan Bodong, Polisi Lakukan Pulbaket
Hingga kini pihaknya belum mendapatkan laporan resmi dari korban santunan bodong tersebut. Kendati demikian, pihak siap menerima laporan tersebut sesuai dengan fungsi dan tugas kepolisian. Saat ini AA tidak diketahui keberadaannya dan pihak kepolisian tengah melakukan pencarian dengan menurunkan sejumlah personilnya.
"Jadi secara tertulis belum menerima laporan. Waktu orangnya (AA red) ada kami menurunkan Babinkamtibmas dan Kanit Reskrim, ternyata orangnya gak ada di rumahnya,"ujarnya.
Berdasarkan informasi yang didapat Sugiar, kegiatan tersebut anak yatim-piatu dijanjikan akan mendapatkan santunan sebesar Rp 500 ribu per anak, sehingga warga berbondong-bondong untuk ikut dalam kegiatan tersebut.
"Katanya santunan yang di Labuan itu Rp 500 ribu per satu orang akhirnya berbondong-bondong, karena ditelantarkan dan merasa dibohongi mau membakar rumahnya," katanya.
Diberitakan sebelumnya, ribuan anak yatim piatu dari sejumlah kecamatan di Pandeglang, Banten, menjadi korban santunan bodong. Ada dua orang panitia yang terlibat dalam pengumpulan anak yatim tersebut. Mereka adalah EJ warga Cigondang dan AA warga Kecamatan Panimbang.
Baca Juga: Lihat Ribuan Yatim Piatu Jadi Korban Santunan Bodong, Marbot Masjid Nangis
Berdasarkan informasi, awalnya mereka diundang oleh panitia tersebut dan dikumpulkan di Masjid Jamiatul Iqro. Namun hingga Minggu sore, panitia tak kunjung datang. Ribuan anak yatim piatu itu pun harus pulang dengan tangan kosong, kecewa, sedih dan kelaparan.
Berita Terkait
-
Dampak Positif Donasi Pendidikan Bagi Anak Yatim Piatu: Lebih dari Sekadar Biaya Sekolah
-
Sambut Ramadan, PNM Silaturahmi dan Berbagi Kebahagiaan Bersama Anak Yatim
-
Cek Fakta: Anak Yatim Piatu di Makassar Meninggal karena Kelaparan
-
Prabowo Sambut Rencana Tampung Yatim Piatu Palestina di Ponpes Jatim, Ternyata Inisiatif Sosok Ini
-
Indahnya Keberagaman, Begini Suasana Buka Puasa Bersama di Wihara Dhanagun Bogor
Tag
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
PT JMTO Bantah Abu Janda Jadi Komisaris, Kementerian BUMN Bungkam
-
Pantang Kalah! Ini Potensi Bencana Timnas Indonesia U-17 Jika Kalah Lawan Yaman
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaik April 2025
-
Kurs Rupiah Selangkah Lagi Rp17.000 per Dolar AS, Donald Trump Biang Keroknya
-
Libur Lebaran Usai, Harga Emas Antam Merosot Rp23.000 Jadi Rp1.758.000/Gram
Terkini
-
BRI UMKM EXPO(RT) 2025 Jadi Langkah Gelap Ruang Jiwa untuk Memperluas Jangkauan Pasar
-
Lahir 2019, Berkat BRI Kini UMKM Unici Songket Silungkang Tembus Pasar Internasional
-
BRI Siapkan Posko Mudik BUMN untuk Kenyamanan Pemudik Arus Balik Lebaran 2025
-
Pendapatan dari Penyewaan Kuda Saat Libur Lebaran di Pantai Begendur Melonjak
-
Kakek di Serang Hilang Saat Cari Melinjo di Hutan Pabuaran