Scroll untuk membaca artikel
M. Reza Sulaiman
Minggu, 21 Juni 2020 | 23:08 WIB
Juhedi nelayan korban Kapal Puspita Jaya yang selamat hanya menggunakan sepotong bambu (Suara.com/Saepulloh).
Juhedi nelayan korban Kapal Puspita Jaya yang selamat hanya menggunakan sepotong bambu (Suara.com/Saepulloh).

"Akhirnya semua panik ingin menyelamatkan masing-masing akhirnya dari situ lah kami berpencar. Setelah berenang saya mau nyamperin perahu karena arus kencang,"ujarnya.

Juhedi dan Wawan hanya bisa pasrah dengan bermodalkan bambu ukuran panjang dua meter setengah yang mereka dipegang dengan erat dan kadang bambu tersebut ia tunggangi.

Keduanya terombang-ambing mengikuti arus laut dengan harapan bambu tersebut bisa menolongnya supaya tidak tenggelam. Setelah satu hari mereka bertemu dengan nelayan pancing asal kecamatan Carita dan akhirnya diselamatkan.

"Akhirnya saya pasrah dengan naik bambu berdua sama Iwan (Wawan-red). Panjang (bambu) kira-kira dua meter setengah selama satu hari bersama Iwan. Ada pertolongan dari nelayan yang lagi mancing dari Carita dari perairan belimbing dan saya langsung ditolong,"ujarnya

Baca Juga: Cerita Korban Kapal Tenggelam yang Hanyut Sehari Semalam di Selat Sunda

"Saya gak punya pikiran apa-apa (saat di laut). Hanya pasrah saja. Yang menciptakan saya siapa, ya saya bisa meminta pertolongan ke Allah. Alhamdulillah saya gak ngebleng malah kita saling curhat sama temen." tutupnya.

Diketahui, Kapal KM. Puspita Jaya tenggelam di perairan Selat Sunda saat menangkap kapal ikan pada Kamis (18/6/2020). Kapal itu berangkat dari Labuan rencana menginap di Pulau Rakata. Kapal bermuatan 16 orang. Tujuh orang di antaranya belum ditemukan dan pencarian masih dilakukan oleh tim gabungan.

Kontributor : Saepulloh

Load More