SuaraBanten.id - Korban kapal karam di Selat Sunda berhasil menyelamatkan dengan karena sepotong bambu.
Juhedi (32) akhirnya bisa bernapas lega dan bisa berkumpul dengan keluarga setelah terombang-ambing selama dua hari perairan Selat Sunda, setelah kapal motor Puspita Jaya Tenggelam. Juhedi dan satu orang berhasil selamat bermodalkan sepotong bambu tanpa pelampung.
Juhedi merupakan salah satu korban kapal tenggelam yang selamat bersama dua rekannya Udi dan Wawan, setelah enam rekannya lebih dulu ditemukan selamat. Ia dan rekannya ditolong salah satu kapal pancing asal Kecamatan Carita.
Ditemui Suarabanten.id di kediamannya di Kampung Makui Tonggoh, Desa Kalanganyar, Kecamatan Labuan, Minggu (21/6/2020), sejumlah sanak keluarga dan tetangga Juhedi masih terlihat mendatangi rumahnya.
Baca Juga: Cerita Korban Kapal Tenggelam yang Hanyut Sehari Semalam di Selat Sunda
Pria yang akrab disapa Acuy ini sudah bisa melayani siapa saja yang datang ke rumahnya. Juhedi sudah terlihat sehat hanya mengalami luka lecek di bagian perut dan kakinya akibat goresan bambu saat ia gunakan sebagai alat untuk menyelamatkan diri.
Acuy menceritakan detik-detik kapal yang ditumpangi yang berisi 16 orang tersebut tenggelam secara tiba-tiba setelah dihantam ombak. Ia heran perahunya tenggelam padahal ombak tak begitu besar.
"Saya berangkat hari Kamis, itu kejadiannya jam 5 sore (hari Kamis (18/6). Tiba-tiba terjadi seperti itu, karena ombak yang datang tiba-tiba. Gak ada hujan, kalau angin mah ada," ungkap Acuy.
Setelah perahu mereka terbalik dan belum sepenuhnya karam, seluruh nelayan masih bisa berada diatas perahu hingga keesokan harinya. Saat itu, nahkoda sekaligus pemilik kapal sempat mengingatkan para nelayan untuk tetap berada di perahu, hingga ada pertolongan datang.
"Setelah perahu terbalik, posisi semua masih di perahu yang 16 orang ini karena perahu gak terbalik (hanya miring). Akhirnya semua di minta untuk tetap di perahu, jangan ada yang berpencar,"ucapnya.
Baca Juga: Cerita Sanan Ditolong Kapal Pesiar AS Usai Terombang-ambing di Selat Sunda
Lantaran panik khawatir kapal yang mereka tumpangi tenggelam, akhirnya mereka memutuskan untuk berenang ke Pulau Panaitan yang terletak di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), termasuk Juhedi. Setelah berada di luar, Juhedi berniat kembali ke kapal, namun gagal karena arus air laut sangat kencang.
Berita Terkait
-
Merak Siaga! Kepala BMKG Turun Tangan Imbau Masyarakat Ihwal Angin Kencang
-
Intip Produksi Lemang Tapai di Jakarta untuk Santapan Buka Puasa
-
Inovasi dan Komitmen Bambu Tresno dalam Meningkatkan Kesejahteraan Pengrajin Lewat BRI UMKM EXPO(RT) 2025
-
Gegara Pagar Laut, Nusron Wahid Buktikan Rezim Jokowi Manipulasi Hukum Tanah Secara Sistematis
-
Bambu Getah Getih Anies Disebut Jadi Kode Keras untuk Kasus Pagar Laut Tangerang, Netizen: Baru Paham..
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
Pilihan
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
-
8 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
Terkini
-
Bawaslu RI Dalami Keterkaitan 12 Orang Pelaku Politik Uang dengan Tim Kampanye di Serang
-
BRImo Tambahkan Fitur Dua Bahasa, Makin Mudah Digunakan
-
Partisipasi Pemilih PSU Pilkada Kabupaten Serang Diprediksi Menurun
-
Dua Orang Tim Andika-Nanang Pelaku Politik Uang Ditangkap di Cikeusal
-
Andra Soni dan Tatu Tinjau PSU di Baros, Bawaslu: Jangan Ada Pelanggaran!