Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Rabu, 13 Mei 2020 | 21:12 WIB
Tegar Maulana dan ibunya (Suara.com/Saefullah)

SuaraBanten.id - Bocah Laki-laki berusia 3,5 tahun hanya bisa menangis sambil digendong ibunya. Tak banyak yang ia bisa lakukan. Padahal anak normal seusia dia harusnya sudah menunjukkan sikap lucu dan menggemaskan.

Dia adalah Tegar Maulana anak kedua dari Pasangan Nana Wihatna dan Hernianti. Mereka warga Kampung Pinango, Desa Kuta Mekar, Kecamatan Sobang, Kabupaten Pandeglang, Banten. Ia didiagnosis menderita Hidrosefalus sejak umurnya baru menginjak 40 hari.

Sejak itulah pertumbuhan tubuh Tegar tidak normal dimulai dari benjolan kecil di kepala, batuk, kejang-kejang harus dihadapi bocah ini.

Pihak keluarga sudah membawa Tegar menjalani operasi di rumah sakit. Sayang Tegar tak kunjung sembuh dan kini kondisinya makin memprihatinkan.

Baca Juga: Iuran BPJS Naik Lagi, Jokowi Disebut Bebani Rakyat Miskin di Tengah Corona

Hati siapa yang tidak terenyuh jika saat ini melihat kondisi Tegar, tubuhnya makin hari makin kecil, Kedua kaki dan tangannya terlihat kaku, begitu pun anggota tubuhnya hanya tulang yang membungkus kulit, bahkan bagian kepala terdapat cekungan. Untuk memasukkan makanan pun Tegar harus dibantu lewat selang yang dipasang di tubuhnya.

Proses pengobatan Tegar harus terhenti karena ayah Tegar bukanlah orang berduit, lantaran ayahnya bekerja serabutan, sehingga menyulitkan mereka untuk memenuhi biaya selama di rumah sakit. Jika ada uang, Tegar hanya bisa menjalani cek up sebulan sekali, padahal dokter sempat menganjurkan Tegar cek up seminggu sekali.

"Pas umurnya 40 hari, awalnya ada benjolan kecil, makin lama makin gede,"ungkap Hernianti ibu Tegar yang kini tinggal di rumah ibunya di Kampung Tanjakan Sumber, Desa Pangkalan, Kecamatan Sobang, Rabu (13/5/2020).

Benjolan di kepalanya tiap hari makin membesar dan batuknya makin kencang. Setelah diketahui saudaranya yang berprofesi bidan. Dari situ Tegar dibawa ke RSUD Berkah Pandeglang untuk menjalani perawatan. Saat itu ada sejumlah relawan yang turut mendampingi pengobatan Tegar salah satunya relawan Ketimbang Ngemis Pandeglang dan sanak keluarga.

"Dari situ kalau makan gak masuk, batuknya makin kencang, dari situ di rawat di RSUD selama dua bulan nungguin di operasi soalnya batuknya keras. Setelah itu di operasi batuknya hilang. Tak lama setelah itu dibawa pulang," terangnya.

Baca Juga: Janda Miskin saat Corona: Tiap Malam Saya Nangis, Berpikir Besok Makan Apa

Selama pengobatan disarankan oleh dokter supaya Tegar dibawa ke RSUD untuk kontrol seminggu sekali. Namun karena terbentur biaya dan jarak yang terbilang jauh hanya bisa dilakukan sebulan sekali. Tegar juga harus dioperasi setahun sekali untuk mengganti selang yang berada tubuhnya.

Load More