SuaraBanten.id - Sudah setahun warga Kabupaten Pandeglang yang menjadi korban Tsunami Selat Sunda menetap di hunian sementara (Huntara). Selama tinggal di Huntara, mereka kerap mengeluhkan persoalan banjir dan toilet yang tak berfungsi.
Persoalan tersebut membuat warga yang tinggal di huntara menagih janji pemerintah untuk membangun hunian tetap (huntap).
Salah seorang korban tsunami Tarni (32) meminta kepada pemerintah segera dibuatkan Huntap. Sebab pasca bencana itu, kondisi perekonomiannya belum stabil dan juga tak nyaman.
"Usahanya berkurang tidak seperti dulu lagi. Biasanya dapat segini, tapi ini mah enggak. Pendapatan di laut juga berkurang setelah tsunami. Jadi pengen segera di Huntap lah. Pokoknya pengen cepet-cepet dapat Huntap," kata Tarni saat ditemui di huntara yang berada di Kampung Tanggok Desa Teluk Kecamatan Labuan pada Minggu (22/12/2019).
Baca Juga: Setahun Pasca Tsunami Banten, Sektor Pariwisata di Carita Masih Lesu
Tak hanya soal ekonomi, huntara yang ia tempati juga kerap kebanjiran saat hujan lebat. Tarni juga mengeluhkan jauhnya jarak sekolah anak di SDN Teluk 2 yang berjarak lebih dari lima kilometer, hingga harus mengeluarkan ongkos.
"Kalau hujan ke banjiran, apalagi ini mau musim hujan. terus sekolahnya jauh, tadinya gak ongkos, sekarang ongkos, bulak balik Rp 20 ribu. Sedangkan pendapatan paling sehari Rp 20 kadang Rp 50 ribu," kata wanita yang sehari-hari berjualan jajanan cemilan.
Selain banjir, warga Huntara juga berharap memberikan pelayanan lebih terhadap pelayanan kesehatan. Sebab jika diantara mereka sakit, tak ada perhatian dari pemerintah. Terpaksa mereka iuran secara sukarela.
"Kalau ada yang sakit itu kita bingun, paling warga hanya patungan secara sukarela. Kita harapannya kalau ada yang sakit sampai ke rumah sakit supaya mendapatkan keringan dari Dinas Kesehatan," kata Riyadi warga huntara lainya.
Fasilitas MCK dilokasi juga tak luput dari keluhan, dari 10 titiknya hanya enam yang berfungsi sementara empat diantaranya tidak berfungsi karena tidak ada ketersediaan air.
Baca Juga: Cerita Korban Tsunami Banten yang Sudah 9 Bulan Jadi Pengungsi
"Ada juga yang gak berfungsi ada juga yang berfungsi," katanya.
Berita Terkait
-
Kronologi 3 Siswa SDIT ICMA Dipulangkan Paksa Gegara Nunggak Biaya Sekolah Rp42 Juta
-
Riwayat Pendidikan Rizki Natakusumah, Suami Beby Tsabina yang Jadi Perhatian Gegara Dinasti Politik
-
Heboh! Dinasti Pandeglang vs Dinasti Jokowi, Netizen: "Pantes Negeri Gak Maju"
-
Dijuluki 'Kaesang versi Pandeglang', Segini Harta Kekayaan Rizki Natakusumah
-
Gabungan Harta Kekayaan Mertua Beby Tsabina, Dituding Bangun Politik Dinasti
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
- Jadi Anggota DPRD, Segini Harta Kekayaan Nisya Ahmad yang Tak Ada Seperempatnya dari Raffi Ahmad
Pilihan
-
Freeport Suplai Emas ke Antam, Erick Thohir Sebut Negara Hemat Rp200 Triliun
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaik November 2024
-
Neta Hentikan Produksi Mobil Listrik Akibat Penjualan Anjlok
-
Saldo Pelaku UMKM dari QRIS Nggak Bisa Cair, Begini Respon Menteri UMKM
-
Tiket Kereta Api untuk Libur Nataru Mulai Bisa Dipesan Hari Ini
Terkini
-
Ustaz di Serang Dipolisikan Gegara Remas Payudara Seorang Remaja Putri
-
Dewan Pers Dukung Penuh BRI Fellowship Journalism 2025
-
Publikasikan Indeks Bisnis UMKM Triwulan III 2024, BRI Sebutkan Perlu Penguatan Daya Beli
-
Paguyuban Warga Sunda Cilegon Dukung Robinsar-Fajar di Pilkada Cilegon 2024
-
Oknum Polisi Ditpolairud Polda Banten Diduga Aniaya Wanita Hingga Tewas Karena Mabuk