SuaraBanten.id - Tak banyak yang dilakukan korban tsunami Selat Sunda pada Sabtu (21/12/2019) malam. Mereka memilih diam di tempatnya masing-masing.
Sebab wilayah tersebut diguyur hujan lebak dibarengi mati lampu. Situasi begitu sepi tak ada anak kecil atau orang dewasa yang berlalu lalang.
Suasana begitu gelap gulita, hanya terlihat lampu dan senter menyala milik warga korban tsunami yang tinggal di hunian sementara atau huntara yang terletak di Kampung Citanggok, Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Hujan yang begitu lebat membuat air masuk ke bagian depan Huntara. Seusai hujan mereda, lampu listrik belum menyala, terlihat mereka sibuk membersihkan air genangan.
Di huntara itu, tercatat ada sekitar 130 Kepala Keluarga (KK) dan kurang lebih dihuni sekitar 600 jiwa yang berasal dari Desa Teluk, Caringin, Cigondang, Kecamatan Labuan.
Riyadi (49), salah satunya korban tsunami sekaligus tokoh masyarakat yang tinggal Huntara mengatakan, hampir sembilan bulan ia dan keluarganya tinggal di Huntara usai dilanda tsunami akibat erupsi gunung Anak Krakatau pada Sabtu 22 Desember 2018 sekitar pukul 21:30 WIB.
Bencana itu membuat rumahnya yang berada Kampung Pelelangan, Desa Teluk rata dengan tanah. setelah satu tahun silam, kejadian itu belum bisa hilang dari ingatannya.
Ia bercerita, saat air laut menghantam, Riyadi bersama anak lelakinya Uus tengah berada di warung. Semua orang lari menyelamatkan diri karena kawasan itu selalu ramai jika malam hari.
Namun Riyadi nekat melawan ombak untuk berusaha menyelamatkan istri dan anak perempuannya yang berada di rumah.
Baca Juga: Trauma Tsunami Banten, Ifan Seventeen Masih Takut Dengar Sirine Ambulans
Letaknya kurang lebih berjarak kurang lebih 100 meter. Sedangkan Anak lakinya, ia suruh untuk lari menyelamatkan diri.
"Orang-orang itu pada lari, tapi saya lari melawan ombak menuju ke rumah untuk menolong istri dan anak. Setelah sampai lokasi, rumah saya sudah tak ada. Setelah mencari anak istri. Ternyata di dalam puing-puing reruntuhan. Bahkan istri itu tak sadar, kalau tak ketemu Siti, mungkin istri saya tak ketemu," kenang Riyadi.
Keluarga Riyadi masih bernasib baik tak seperti ratusan korban tsunami yang tewas. Ia, istri dan anak perempuannya hanya mengalami luka-luka dan mendapatkan pertolongan setelah dibawa ke salah satu klinik di Kecamatan Menes.
"Kalau luka banyak, di kaki dan perut. Kalau Siti badannya biru karena terbentur kayu, kepalanya bolong. Saya larikan ke setiap rumah sakit penuh. Saya dapat bantuan rumah sakit itu pertama di Diva sekitar jam dua malam," kata Riyadi.
Setelah mendapatkan penanganan medis ia sempat kebingungan untuk mencari tempat tinggal, hingga ia mengungsi di rumah warga kurang dari tiga bulan, sembari menunggu Huntara yang dibuatkan pemerintah rampung.
Menurutnya, tak ada pilihan selain tinggal di Huntara. Karena selain tidak punya tempat tinggal, juga mengikuti saran dari pemerintah supaya tidak tinggal di daerah zona merah bencana.
Berita Terkait
-
Tinggi Air Laut Tak Signifikan, BMKG Belum Cabut Peringatan Tsunami Banten
-
Usai Tragedi Tsunami, Ini Momen Pertama Kali Ifan Seventeen Manggung Lagi
-
Berkas 3 Tersangka Pungli Korban Tsunami Banten Diserahkan ke Kejaksaan
-
Tinjau Lokasi Pengungsi Gempa Palu, Fadli Zon: Kondisinya Memprihatinkan
-
Dituding Lalai Soal Tsunami Banten, 4 Warga Bakal Gugat Presiden Jokowi
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
214 Koperasi Merah Putih di Tangerang Dapat Bantuan Rp21,4 Miliar, Ini Kata Gubernur Banten
-
BMKG Peringatkan Potensi Hujan Lebat di Jawa hingga Sulawesi Hari Ini, Cek Wilayahmu di Sini
-
ASG-PIK2 Salurkan Bantuan Modal Rp21,4 Miliar kepada 214 Koperasi Merah Putih di Tangerang
-
Pantai Anyer hingga Cinangka Dipastikan Aman Dikunjungi Saat Libur Nataru
-
Dear Warga Banten! Bakal ada PLTB Raksasa 200 MW di Ujung Kulon