Scroll untuk membaca artikel
Dwi Bowo Raharjo
Sabtu, 05 Oktober 2019 | 11:27 WIB
Gubernur Banten Wahidin Halim [suara.com/Maidian Reviani]

SuaraBanten.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten bakal membangun kawasan perkebunan tanaman jengkol. Tidak tanggung-tanggung, pemerintah daerah sudah menyiapkan lahan seluas seribu hektare.

Gubernur Banten Wahidin Halim mengatakan komoditas jengkol disenangi warga Banten dan bisa mempengaruhi inflasi di Banten.

Menuurtnya, komoditas jengkol akan mempegaruhi inflasi karena harga jengkol menjadi makanan mahal pada saat ini. Selain itu, Lanjutnya, menu makanan jengkol sangat diminati oleh warga Banten, Betawi, dan Jawa Barat.

“Jengkol sangat mempengaruhin inflasi dengan harganya capai Rp 80 ribu per kilo, sementara kebutuhan jengkol tonan per bulan," ujar Wahidin disela-sela pidato pada Paripuran Istimewa HUT ke-19 Banten di DPRD Banten, Jumat (4/10/2019).

"Kita akan menanam seribu hektar jengkol karena masyarakat Banten sangat senang makan jengkol termasuk Betawi dan termasuk Jawa Barat,” Wahidin menambahkan.

Baca Juga: Benarkah Makan Jengkol Bikin ASI Bau dan Pahit? Ibu Menyusui Wajib Tahu

Di 'Republik Jengkol' ada tongseng Jengkol, nasi goreng jengkol, jengkol lada hitam, balado jengkol dan masih banyak lagi menu lainnya yang menggoda selera. (Suara.com/Risna Halidi)

Dengan adanya perkebunan jengkol, Wahidin menyebut Banten akan menjadi daerah produsen jengkol terbesar di Indonesia hingga terkenal ke mancanegara.

Selain jengkol, pertanian padi pun akan turut dikembangkan di Banten dengan membuat Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang khusus mengelola penjualan hasil pertanian.

“Ini (menenam jengkol) menjadi catatan sejarah bahwa Banten punya produk jengkol terkenal sampai ke mancanegara. 2020 akan mulai kembangkan sektor pertanian,” katanya.

Load More