SuaraBanten.id - Kematian mendadak siswa SMA Islam Al Azhar BSD Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten berinsial AQ (16) yang merupakan anggota Paskibraka pada Kamis (1/8) pagi menggegerkan publik. Keluarga curiga kematian AQ karena kekerasan oleh seniornya.
Sehari usai kematian AQ, praktik kekerasan fisik oleh senior dilaporkan dialami oleh 13 siswi SMKN 7 Tangerang Selatan di Jalan Cempaka, Kelurahan Rengas, Kecamatan Ciputat Timur. Mereka mengaku ditampari satu per satu, bahkan sampai dipaksa berduel satu lawan satu.
Dilansir dari Bantenhits.com, para siswi itu mulanya tak mau mengadukan aksi kekerasan oleh para seniornya. Namun karena merasa tertekan secara batin, akhirnya mereka menceritakan peristiwa yang dialami kepada keluarganya masing-masing.
Dari informasi, para korban merupakan siswi kelas 11 atau kelas 2 SMKN jurusan Perhotelan. Sedangkan para pelaku ada seniornya di kelas 12 jurusan Kecantikan Rambut.
Aksi kekerasan oleh senior di sekolah itu terjadi pada Sabtu 27 Juli 2019 di area Bukit Modern, Pondok Cabe, Pamulang. Di mana awalnya para korban terlebih dahulu dihubungi, lalu dikumpulkan di satu lokasi. Hingga kemudian terjadilah praktik kekerasan atau bullying.
CY, salah satu ibu korban mengatakan, putinya berinisial HV (17) ditampari secara bergantian oleh seniornya. Tak hanya kekerasan fisik, HV bersama ke-12 temannya juga dimaki dan diintimidasi.
"Kejadiannya itu Jumat dan hari Sabtu. Ditampa sama semua seniornya di situ. Dibentak-bentak segala macam, terakhir dimintakan uang juga," kata CY, di Tangerang Selatan, Jumat (2/8).
Menurut dia, kekerasan fisik dan batin yang dialami putrinya baru diketahui pada Senin (29/7). Ia curiga karena sang putri selalu mengenakan masker di rumah. Begitu dicek ternyata ada bekas memar akibat tamparan di bagian pipi.
"Barulah diceritakan kejadiannya," kata CY.
Baca Juga: Kasus Kekerasan Seksual di Sekolah Terjadi Paling Sering di Sekolah Dasar
Diskorsing
Sementara itu, pihak SMKN 7 membenarkan praktik kekerasan oleh senior di sekolah tersebut. Di mana ada 9 orang siswi kelas 12 yang mengakui aksi kekerasan terhadap juniornya di kelas 11. Bahkan orang tua atau wali murid pelaku sudah dipanggil ke sekolah.
"Memang benar ada penamparan, ancaman, hingga dimintakan uang. Ada juga yang mengaku diajak berduel satu lawan satu. Jadi langkah kita ke depan adalah memediasi semua yang terlibat," ujar Kepala SMKN 7 Aceng Haruji.
Menurut dia, semua siswi yang menjadi korban kekerasan oleh seniornya itu untuk sementara diberikan toleransi untuk tidak masuk sekolah. Hal itu untuk menunggu hingga kondisi mental mereka pulih. Sementara ke-9 pelaku tengah menjalani skorsing hingga proses mediasi selesai.
"Masih dirumahkan, tapi ada juga uang sudah memberanikan diri masuk sekolah karena merasa sudah aman, prosesnya terus berjalan. Kalau 9 siswi yang melakukannya, diskorsing seminggu ini," kata Aceng.
Berita Terkait
-
Pengamat soal Putri Ma'ruf dan Istri Sandi Mau Tarung di Pilkada Tangsel
-
Dukung Mpok Nur Maju Pilwakot Tangsel, Gerindra: Tunggu Saja Lagi Proses
-
Begini Reaksi Sandiaga Dengar Mpok Nur Dijagokan Jadi Calon Walkot Tangsel
-
Nur Asia Uno Dijagokan Maju Jadi Calon Wali Kota Tangerang Selatan 2020
-
Ingin Berbagi Kepuasan, Pemuda Ini Ajak Teman Perkosa Pacar Umur 16 Tahun
Terpopuler
- Kekayaan Hakim Dennie Arsan Fatrika yang Dilaporkan Tom Lembong: Dari Rp192 Juta Jadi Rp4,3 Miliar
- Tanggal 18 Agustus 2025 Cuti Bersama atau Libur Nasional? Simak Aturan Resminya
- Di Luar Prediksi, Gelandang Serang Keturunan Pasang Status Timnas Indonesia, Produktif Cetak Gol
- Resmi Thailand Bantu Lawan Timnas Indonesia di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Agustus: Klaim 3.000 Gems dan Pemain 111
Pilihan
-
Harus Viral Dulu, Baru PPATK Buka 122 Juta Rekening Nasabah yang Diblokir
-
Profil Bupati Pati Sudewo yang Menaikkan Pajak 250 Persen
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru Agustus 2025
-
Era Tantiem Bancakan Komisaris BUMN Berakhir Pada Surat Edaran Danantara?
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Layar AMOLED Terbaru Agustus 2025
Terkini
-
Modus Canggih Pemuda di Serang Jual Tembakau Sintetis Sistem Tempel
-
BRI Raih Penghargaan ASEAN Corporate Governance Scorecard
-
Peluru Bersarang di Galon Jadi Bukti, Polisi Buru Pelaku Penembakan di Cilegon
-
Gibran Ditetapkan Sebagai Tersangka, Kini Mendekam di Tahanan Bareskrim POlri
-
Kejari Siapkan 10 Jaksa untuk Sidang Perdana Kasus Kadin Cilegon Minta Proyek