Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Selasa, 02 Juli 2019 | 14:07 WIB
Warga mengambil air di sumber mata air berjalan kaki selama satu jam dari permukiman warga di Kelurahan Gerem, Kota Cilegon. [Suara.com/Yandhi Deslatama]

SuaraBanten.id - Masyarakat di empat kampung yang berada di Kelurahan Gerem, Kota Cilegon, Banten, mengalami kekeringan dalam kurun waktu dua minggu terakhir.

Untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, warga di Kampung Watu Lawang, Pasir Salam, Porod Lampung dan Pasir Kelapa, harus berjalan kaki satu jam untuk mendapatkan air dari sumber terdekat, dengan menggunakan jeriken berkapasitas antara 10 liter dan 20 liter.

"Hanya untuk mencuci sama mandi aja ini. Kalau masak sama minum, beli (air) isi ulang," kata Warga Kampung Watu Lawang, Hayubi (36), Selasa (02/07/2019).

Diakui Hayubi, kondisi mata air yang sudah tak lagi jernih membuat warga hanya bisa menggunakannya untuk keperluan mandi dan cuci. Sedangkan untuk memasak dan air minum, mereka harus merogoh kocek lagi untuk membeli air isi ulang.

Baca Juga: Kemarau Panjang, 15 Desa di Bantul Kekeringan Sampai Kesulitan Air

Aktivitas mengambil air di sumber tersebut, dilakukan tiap pagi dan sore hari oleh warga, seperti yang dilakukan Warga Pasir Kelapa, Hasanah (41). Dia bersama anak laki-lakinya harus rela antre utnuk mengambil air di sumber tersebut untuk keperluan sehari-hari ya.

"Pagi sama sore pasti ngambil air disini. Ngantri dulu. Kalau banyak-banyak (ngambil air), nanti abis air nya," kata Hasanah, ditempat yang sama, Selasa (02/07/2019).

Meski kesulitan air kerap dirasakan warga di empat kampung tersebut, hingga kini Pemkot Cilegon belum memberikan bantuan air bersih bahkan solusi penyediaan air bagi masyarakat.

"Harapannya sih biar ada air terus, biar enggak susah (air)," ujarnya.

Kontributor: Yandhi Deslatama

Baca Juga: Dilanda Kekeringan, Warga Sukabumi Jalan Kaki 2 Kilometer Cari Air Bersih

Load More