SuaraBanten.id - Kasus Covid-19 varian baru yakni Omicron JN.1 mengalami peningkatan saat ini di Indonesia. Tentu hal ini menjadi sorotan bagi Pemerintah Provinsi Banten.
Gubernur Banten Andra Soni langsung memerintahkan Dinas Kesehatan setempat untuk menyiapkan langkah mitigasi dan antisipasi menyusul munculnya varian baru COVID-19.
"Saya mau memintakan kepada Ibu Kadinkes untuk mengantisipasi dan menyiapkan mitigasi kita terkait dengan bagaimana menindaklanjuti permasalahan COVID yang baru ini,” ujarnya, dilansir dari Antara.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti menjelaskan, varian baru COVID-19 saat ini tidak seberbahaya varian Delta. Ia mengimbau masyarakat tetap tenang sambil menjaga pola hidup sehat.
Baca Juga:Rumah Singgah Banten Bantu Ringannkan Beban Warga yang Berobat ke Jakarta
“Varian ini relatif lebih familiar, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan. Yang terpenting adalah jaga kesehatan, bagaimana berperilaku hidup sehat, dengan makan yang cukup bergizi, istirahat, dan olahraga,” katanya.
Ati menegaskan, penggunaan masker saat ini cukup diterapkan bagi yang sedang sakit, seperti flu. Untuk antisipasi, pihaknya telah menyiapkan tempat isolasi di sejumlah rumah sakit yang sebelumnya digunakan untuk penanganan COVID-19.
“Tempat-tempat isolasi, pasti kita sudah siapkan di beberapa rumah sakit yang memang dahulunya tempat isolasi. Ini sudah kita antisipasi kembali,” ujar dia.
Selain itu, Ati menekankan pentingnya sosialisasi dan edukasi, terutama soal kebiasaan cuci tangan.
“Ini mengingatkan terutama kaitan dengan cuci tangan. Ini penting sekali kalau COVID-19, semua bakal dari tangan yang terkontaminasi,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa edukasi ini merupakan arahan pemerintah pusat untuk kembali digencarkan.
Baca Juga:Empat Tersangka Kasus Kejahatan Seksual Anak di Banten Dibekuk
Pihaknya berharap situasi tidak memburuk dan masyarakat dapat terus menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah penyebaran virus.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai menemui Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, (3/6) mengakui ada kenaikan jumlah kasus COVID-19 di Indonesia yang terkonfirmasi.
Menkes menambahkan bahwa tren peningkatan kasus COVID-19 di sejumlah negara memang naik, yang berasal dari subvarian Omicron JN.1.
Covid-19
Covid-19 atau Penyakit koronavirus 2019 (bahasa Inggris: corona virus disease 2019, disebut juga sebagai COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2, salah satu jenis koronavirus.
Penyakit ini mengakibatkan pandemi. Penderita Covid-19 dapat mengalami demam, batuk kering, dan kesulitan bernapas. Sakit tenggorokan, pilek, atau bersin-bersin lebih jarang ditemukan. Pada penderita yang paling rentan, penyakit ini dapat berujung pada pneumonia dan kegagalan multiorgan.
Infeksi menyebar dari satu orang ke orang lain melalui percikan pernapasan dari saluran pernapasan yang sering dihasilkan saat batuk atau bersin.
Waktu dari paparan virus hingga timbulnya gejala klinis berkisar antara 1–14 hari dengan rata-rata 5 hari.
Metode standar diagnosis adalah uji reaksi berantai polimerase transkripsi-balik (rRT-PCR) dari usap nasofaring atau sampel dahak dengan hasil dalam beberapa jam hingga 2 hari. Pemeriksaan antibodi dari sampel serum darah juga dapat digunakan dengan hasil dalam beberapa hari.
Infeksi juga dapat didiagnosis dari kombinasi gejala, faktor risiko, dan pemindaian tomografi terkomputasi pada dada yang menunjukkan gejala pneumonia.
Mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak dari orang yang batuk, dan tidak menyentuh wajah dengan tangan yang tidak bersih adalah langkah yang disarankan untuk mencegah penyakit ini.
Disarankan untuk menutup hidung dan mulut dengan tisu atau siku yang tertekuk ketika batuk. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) merekomendasikan kepada orang-orang yang menduga bahwa mereka telah terinfeksi untuk memakai masker bedah dan mencari nasihat medis dengan memanggil dokter dan tidak langsung mengunjungi klinik.
Masker juga direkomendasikan bagi mereka yang merawat seseorang yang diduga terinfeksi tetapi tidak untuk digunakan masyarakat umum.
Beberapa negara telah berhasil membuat vaksin Covid-19. Namun, masih diteliti dan dikembangkan lebih lanjut. Tata laksana yang diberikan meliputi pengobatan terhadap gejala, perawatan suportif, dan tindakan eksperimental. Angka jumlah kasus diperkirakan antara 1–3%.