“Inna imrotan, satuhune iku wong wadon, Ibadan, iku melakukaken ibadah wong wadon, ibadata ahli sama, kaye ibadahe penduduk langit (saat wanita melakukan ibadah, itu ibadahnya seperti penduduk langit-red),” kata Ustaz Abdul Aziz saat menjelaskan kitab kuning di hadapan para santri.
Lantaran tidak ingin tertinggal artinya, para santri pun mencoret atau nenandai kitab kuning yang dibawanya untuk menterjemahkan bahasa dalam kitab kuning, sehingga dapat difahami oleh masing-masing santri.
Diungkapkan Ustaz Abdul Aziz, selama bulan Ramadhan 2023 ini dirinya bersama 25 santri selalu rutin menghabiskan waktu dari mulai pagi hingga larut malam. Ada jam-jam tertentu untuk mengkaji kitab tersebut.
“Kita itu disini mulai jam 10 siang sampai jam 12, terus istirahat, kita mulai lagi jam 2 siang sampai jam 4 sore, setelah itu kita mulai persiapan buat buka puasa," kata Ustaz Abdul Aziz.
Baca Juga:JRDP Soal Ratu Tatu Chasanah Mangkir Panggilan Bawaslu, Singgung Moral Bupati Serang ke Masyarakat
"Nanti kita mulai lagi jam 9 malam sampai jam 12, setelah itu santri tadarus di masjid atau di pondok, seperti itu rutin setiap hari,” imbuhnya.
Dikatakan Ustaz Abdul Aziz, dirinya bersama dengan para santri biasanya menghabiskan kajian sebanyak 6 kitab sampai dengan tanggal 22 Ramadhan, setelah itu pihaknya bersama dengan santri melakukan selamatan dengan ditandai buka puasa bersama.
“Biasanya kita sampai tanggal 22 Ramadhan, abis itu buka puasa bersama atau selametan lah. Supaya ilmu yang kita dapat itu bisa bermanfaat dan bisa diterapkan dan diajarkan oleh para santri,” katanya.
Selain santri Ponpes Miftahul Hidayah, lanjut Ustaz Abdul Aziz, ada juga santri dari luar pesantrennya serta masyarakat biasa pun banyak yang mengikuti Ngaji Pasaran seperti para pekerja sampai dengan pengusaha.
“Ada yang dari luar juga santri-santrinya, bahkan ada juga yang udah kerja karena siang mereka tidak bisa malem kadang kesininya ikut ngaji, pedagang juga, pengusaha juga yang ikut ngaji, kita bebas dan tidak ada batasan,” ungkapnya.
Baca Juga:Mangkir dari Panggilan Bawaslu, Pengamat Sebut Bupati Serang Harusnya Jaga Reputasi
Ngaji pasaran yang diadakan Ponpes Miftahul Hidayah ini sama sekali tidak dipungut biasa baik saat masuk, saat keluar. Semuanya dilakukan oleh Ustaz Abdul Aziz secara gratis.