SuaraBanten.id - Provinsi Banten menjadi salah satu wilayah yang berpotensi bakal diguyur hujan sedang hingga hujan lebat. Potensi tersebut diketahui melalui prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Tak hanya Banten, sejumlah wilayah lainnya seperti, Aceh, Bangka Belitung, Gorontalo, Jambi, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur berpotensi diguyur hujan sedang hingga lebat.
Kemudian, Kalimantan Utara, Maluku, Papua, Papua Barat, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, dan Sumatra Utara.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, untuk risiko hujan petir diperkirakan turun di DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Barat, dan Maluku Utara.
BMKG juga memberikan peringatan dini akan risiko hujan di Lampung, serta angin kencang di Nusa Tenggara Timur.
BMKG juga memberikan perkiraan cuaca, sebagian besar wilayah hujan ringan atau hujan sedang pada siang hari.
Sementara, Gorontalo, Pontianak, Banjarmasin, diperkirakan berpotensi hujan petir pada waktu tersebut.
Sementara, Kupang diperkirakan cerah, sedangkan Banda Aceh, Denpasar, Surabaya, Bandar Lamping, Mataram, dan Palembang cerah berawan.
Mamuju diperkirakan hujan sepanjang hari, dengan hujan sedang pada siang dan dini hari serta hujan lebat pada malam hari.
Sebagian besar RI diperkirakan berawan atau cerah berawan pada malam hari, namun Tarakan dan Pekanbaru hujan petir.
Adapun pada dini hari, sebagian besar wilayah RI diperkirakan cerah berawan atau berawan, sementara itu Pekanbaru dan Bandarlampung berkabut, dan Surabaya diperkirakan cerah.
Berdasarkan informasi perkembangan musim BMKG, sekitar 63 persen wilayah zona musim diprediksi mengalami awal musim kemarau pada bulan Mei hingga Agustus 2024.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto juga mengemukakan bahwa dalam sepekan ke depan, BMKG mengidentifikasi masih adanya potensi peningkatan curah hujan secara signifikan, yakni di sebagian besar Sumatera, Jawa bagian barat dan tengah, sebagian Kalimantan dan Sulawesi, Maluku dan sebagian besar Papua.
"Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation -MJO-, Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial, serta kondisi suhu muka laut yang hangat pada perairan wilayah sekitar Indonesia," kata Guswanto. (ANTARA)