SuaraBanten.id - Masyarakat Kota Cilegon digegerkan dengan kemunculan gumpalan awan seperti gelombang tsunami diatas langit tepatnya di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, Senin (14/2/2022) pagi. Momen penampakan awan seperti gelombang tsunami itu diabadikan warga hingga viral di media sosial.
Hamim (29) warga Kelurahan Gerem, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon yang bekerja di area Pelabuhan Merak mengaku kaget dengan adanya penampakan gumpalan awan itu.
Saat menyaksikan awan tersebut, warga sekitar melihat penampakan gumpalan awan itu merasa khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan.
"Sempat kaget tadi, ngeliat warga rame-rame ngeliat ke atas langit, ternyata ada awan kinton kayak di film dragon ball," ungkap Hamim kepada Suara.com, Senin (14/2/2022).
Baca Juga:Kocak! Asik Berjoget Bareng Biduan, Kakek Ini Kena Amuk Sang Istri
"Ngeri juga sebenernya takut ada apa-apa, apalagi cuaca lagi buruk juga," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala KSKP Merak AKP Suhara membenarkan insiden gumpalan awan tersebut. Menurutnya, hal itu terjadi karena fenomena alam.
"Itu kejadiannya pagi tadi, enggak lama, anggota yang liat sebentar karena setelah itu hujan gede dan angin kencang, langitnya juga jadi gelap," terangnya.
Meski demikian, lanjut Suhara, keadaan dan situasi di area Pelabuhan Merak, tetap aman dan kondusif. Pasalnya, gumpalan itu hanya muncul dalam waktu singkat dan disusul dengan hujan disertai angin.
"Itumah fenomena alam aja, karena emang dalam dua hari terakhir ini kan cuacanya enggak nentu," ucapnya.
Baca Juga:Bukan Haram, Begini Hukum Memberikan Cokelat Valentine Menurut Habib Husein Jafar, Warganet: Akurat!
Menanggapi kejadian itu, Kasi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi BMKG Serang, Tarjono menyampaikan secara ilmiah dalam dunia Meteorologi, awan tersebut dinamakan Awan Arcus. Awan ini dapat dijumpai diantara awan Cumulonimbus dan Cumulus.
"Awan Arcus lazim terjadi meskipun frekuensi kejadiannya jarang, memiliki tinggi dasar awan yg rendah serta formasi pembentukannya memanjang horizontal seolah olah seperti gelombang," jelas Tarjono saat dikonfirmasi.
Menurutnya, awan ini terbentuk dari ketidakstabilan atmosfir di sepanjang masa udara yang lebih dingin dengan masa udara yang lebih hangat dan lembab. Sehingga, kata Dia, membentuk tipe awan yang horizontal dan memanjang.
"Nah, awan ini berpotensi menimbulkan angin kencang, hujan lebat dan petir di sekitar pertumbuhan awan," jelasnya.
Namun, lanjut Tarjono, keberadaan awan ini murni merupakan fenomena pembentukan awan yang terjadi akibat kondisi dinamika atmosfer.
"Tapi, tidak ada kaitannya dengan akan terjadi Gempa bumi," tutupnya.
Kontributor : Firasat Nikmatullah