SuaraBanten.id - Aksi kolor ijo di Desa Sukabares, Kecamatan Waringinkurung, Kabupaten Serang belakangan meresahkan warga sekitar. Kolor ijo yang merupakan mahluk gaib itu kerap melakukan tindakan kriminal dengan melakukan pelecehan seksual hingga pencurian barang berharga.
Berdasarkan informasi yang dihimpun SuaraBanten.id, kolor ijo itu kerap kali beraksi melakukan pelecehan seksual pada pemilik rumah atau korban perempuan.
Menurut beberapa kisah, sebelum beraksi kolor ijo akan melakukan ritual mengelilingi rumah korban agar penghuni rumah tidur terlelap.
Ironisnya, makhluk misterius tersebut dalam menjalankan ritualnya di Desa Sukabares, Waringinkurung sudah berlangsung selama 3 tahun terakhir, tepatnya ditahun 2019 silam.
Baca Juga:Jadwal SIM Keliling Kota Serang, Minggu 26 November 2021
Gangga Sukma (21), yang merupakan seorang pemuda setempat geram dengan aksi kolor ijo. Karenanya, ia rela merogoh kocek jutaan rupiah dari kantong pribadinya untuk siapa saja yang mampu menangkap kolor ijo tersebut.
Hal itu disampaikan oleh Gangga melalui spanduk yang di pasang di Jalan utama menuju Desa Sukabares, Waringinkurung dengan tulisan:
"SAYEMBARA TANGKAP KOLOR IJO HADIAH RP 1.000.000, SYARAT BONYOK 70 persen LALU BAWA KE SAYA (Gangga Sukma)" tulis spanduk berukuran 1x2 meter itu.
Kepada Suara.com, Gangga mengaku sudah sangat kesal dengan teror yang kerap kali dilakukan kolor ijo tersebut lantaran sudah beberapa kali menjadi korban dan berlangsung selama tahunan.
"Ini sebetulnya kasusnya sudah berlarut-larut, sekitar 3 tahun lalu, rumah saya aja udah 3x kemasukan. Pertama, awal tahun 2020, kedua tahun 2021, dan yang terakhir pas malem jumat kemarin ini yang bikin emosi, saya ngeliat sendiri masuk rumah, gapake baju telanjang bulet cuma pake tutup kepala," ungkap Gangga kepada SuaraBanten.id, Minggu (26/12/2021).
Baca Juga:Catat! Ini Tujuh Pospam Polres Cilegon Saat Nataru, Siap-siap Ditindak Jika Melanggar Ini
Pasa saat bersamaan, Gangga langsung mengejar kolor ijo tersebut. Namun, kolor ijo itu berhasil melarikan diri.
"Dia masuk dari jendela kamar, disana ada Ibu saya sendirian. Saya denger suara teriak, saya kejar kabur duluan. Itu dia motifnya kan anu, nidurin (Pelecehan Seksual-red) lah," jelas Gangga.
Karena tidak ingin berlarut larut, Gangga kesal dan sudah muak akhirnya membuat sayembara penangkapan oknum kolor ijo itu.
"Tapi, kalo kejadian di tetangga tetangga itu ada kejadian ngambil emas," ucapnya.
Usai melakukan sayembara, Gangga mengaku banyak mendapatkan dukungan dari masyarakat, terutama dari keluarga para korban.
"Korbannya banyak kang, ngga keitung udah ampe puluhan. Makanya saya buat spanduk kaya gitu, kemarin jam 5 sore banyak yang antusias, sekarang udah lebih dari Rp 3juta banyak donatur yang nambahin, dari keluarga korban korban yang lain," tutupnya.
Sementara, warga lain yang enggan disebutkan namanya mengaku awalnya tidak mempercayai kabar tersebut. Namun, setelah istrinya menjadi korban, dirinya mulai percaya dengan adanya teror si kolor ijo tersebut.
"Saya juga awalnya ngga percaya karena tinggal di Kota, terus nikah sama orang Waringinkurung denger isu-isu kaya gini gapercaya sama sekali, eh sekitar 5 bulan lalu istri disamperin tuh sama maling yang berkedok kolor ijo, emasnya diambil paksa waktu tidur," tuturnya.
"Istri liat mukanya dan kenal, soalnya posisi pas maling masuk kamar lagi nyusuin anak, teriak teriak saya ada disampingnya saya kira anak kenapa-kenapa, taunya istri bilang ada kolor ijo. Kenapa istri bilang kolor ijo? bukan maling, soalnya istri liat si maling itu cuma make kolor gamake baju," ucapnya.
Kendati demikian, esok harinya ia bersama Istri melaporkan insiden itu ke pihak berwajib. Meskipun Istri dari Sentot mengenal pelaku, namun laporan ditolak karena tidak adanya bukti.
"Setelah viral ini (Sayembara-red) banyak korban yang speak-up. Korbannya ternyata banyak, ada yang udah dijambret paksa sama si maling itu, yang pelecehan seksual juga ada, nah sekarang si maling berkedok kolor ijo itu bikin ulah lagi," jelasnya.
Ia kembali memergoki kolor ijo tersebut di kediaman istrinya. Kondisi saat itu setelah hujan turun.
"Posisi abis ujan terus kondisi halaman rumah Istri kan masih tanah jeblok, pas istri teriak kolor ijo saya kejar keluar, tapi saya cari jejak kakinya ngga ada, logikanya kalo Dia (Maling-red) lari pasti ada jejak kakinya di tanah yang jeblok gitu," tuturnya seraya bertanya-tanya.
Namun, ia juga mengaku hal-hal demikian sulit dimasukkan ke dalam nalar. Pasalnya, Ia lulusan pesantren yang dididik secara rasional.
"Jadi, hal-hal yang berbau mistis kaya gitu awalnya gapercaya sama sekali sebelum ngalamin sendiri," ucapnya.
Kontributor : Firasat Nikmatullah