Jusuf Kalla Dorong MUI Dakwah Soal Muamalah, Sarankan Umat Islam Belajar Usaha dari China

JK mengimbau umat Islam di Indonesia belajar usaha dari China untuk membangkitkan wirausaha.

Hairul Alwan
Senin, 13 Desember 2021 | 15:52 WIB
Jusuf Kalla Dorong MUI Dakwah Soal Muamalah, Sarankan Umat Islam Belajar Usaha dari China
JK berbicara dalam Kongres Ekonomi Umat 2 Majelis Ulama Indonesia (MUI), Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat yang bertemakan "Arus Baru Penguatan Ekonomi Indonesia" di Jakarta, Sabtu (11/12/2021) [SuaraSulsel.id/Istimewa]

SuaraBanten.id - Jusuf Kalla (JK) mendorong Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk dakwah soal muamalah. Pria yang pernah menjabat sebagai mantan Wakil Presiden meminta MUI tidak hanya dakwah soal aqidah, akhlak dan lainnya.

Menurut JK, dakwah tentang muamalah juga bisa dikaitkan dengan pentingnya mendorong semangat untuk berwirausaha. Bahkan JK mengimbau umat Islam di Indonesia belajar usaha dari China untuk membangkitkan wirausaha.

Hal tersebut diungkapkan JK dalam Kongres Ekonomi Umat 2 MUI, Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat yang mengusung tema “Arus Baru Penguatan Ekonomi Indonesia” di Jakarta, Sabtu (11/12/2021).

Awalnya, JK menuturkan MUI perlu mendorong adanya kebangkitan perekonomian umat Islam di Indonesia.

Baca Juga:5 Aplikasi Wajib untuk Bisnis Online, Pastikan Kamu Sudah Pasang!

“Dari pertemuan ini MUI perlu mendorong pentingnya jadi pengusaha. Sebab tanpa pengusaha maka ekonomi nasional bisa pincang,” kata Jusuf Kalla, yang didampingi oleh Chaerul Tanjung.

Kata JK, situasi pengembangan pengusaha ekonomi umat yang makin memprihatinkan. Sebab, saat ini jumlah pengusaha pribumi semakin sedikit.

“Saya sering katakan diantara 10 orang kaya di Indonesia, hanya 1 orang Islam (Pak Chaerul Tanjung). Kalau dihitung 100 besar, ternyata hanya 8 umat islam. Tentu saja ada yang salah juga di internal kita dengan kondisi ini,” sambungnya.

Karenanya, JK menganggap umat Islam perlu belajar dari warga keturunan Cina. Menurutnya, keturunan China selalu menanamkan semangat berusaha dan mengembangkan jiwa wirausaha kepada anak-anaknya.

“Orang cina bisa lebih maju, karena mereka mempunyai deret ukur. Satu keluarga punya lima anak, seorang bapak belikan masing-masing satu toko. Jadi lima toko. Jadi pengusahanya bertambah jadi lima,” tutur JK.

Baca Juga:Disindir Yahya Waloni dalam Ceramah, Ustaz Yusuf Mansur Beri Pesan Menohok

“Berbeda dengan kita, kadang-kadang satu keluarga, anak-anaknya ingin jadi polisi, tentara, bupati. Jadinya jumlah pengusaha kita tambah sedikit,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini