SuaraBanten.id - Ferdinand Hutahaean angkat suara soal tudingan Ustaz Felix Siauw soal narasi Radikal, Anti NKRi, Anti Pancasila baru muncul di era Presiden Joko Widiodo.
Ferdinand sindir pernyataan Ustaz Felix Siauw melalui cuitan Twitter, Kamis (30/9/2021) kemarin. Ferdinand mengomentari pemberitaan berjudul 'Ustaz Felix Siauw: Narasi Radikal-Anti NKRI-Anti Pancasila Baru Muncul di Era Jokowi, Kenapa?’
Menanggapi hal tersebut, Ferdinand dengan tegas mengatakan kepada Felix bahwa sejak Indonesia sudah ada narasi radikal, anti NKRI maupun anti Pancasila juga sudah ada.
“Sejak Indonesia ada, narasi Radikal, Anti NKRI, Anti Pancasila itu sudah ada,” cuit Ferdinand Hutahaean.
Baca Juga:Putri Gus Dur: Ada Penyelenggara Negara yang Berafiliasi Paham Radikal!
Karenanya, Ferdinand meminta Felix Siauw tidak usah berkoar-koar apabila tidak mengetahui sejarah lantaran hal itu hanya akan memecah belah bangsa.
“Felix kalau ngga tau sejarah jangan banyak koar-koar deh memecah belah bangsa ini,” tegasnya.
Kata Ferdinand, paham radikal saat ini semakin besar di Indonesia lantaran dibiarkan sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu.
Namun, pihaknya sekarang ini akan melawan orang-orang berpaham radikal tersebut untuk menjaga keutuhan NKRI.
“Kenapa sekarang lebih besar? Karena kalian makin besar akibat pembiaran puluhan tahun. Sekarang KAMI AKAN LAWAN KALIAN untuk MENJAGA NKRI..!,” ucap Ferdinand Hutahaean.
Baca Juga:7 Manfaat Tomat yang Luar Biasa untuk Kesehatan Tubuh, Salah Satunya Menyehatkan Jantung
Sebelumnya diberitakan, Ustadz Felix Siauw menilai sejumlah narasi dan tuduhan negatif seperti anti NKRI, anti Pancasila, Intoleransi, radikal, dan lainnya mulai muncul ketika Joko Widodo (Jokowi) menjadi presiden RI pada 2014.
Menurut Felix Siauw, di era Presiden Megawati Soekarnoputri hingga masa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sejumlah narasi dan tuduhan negatif itu tidak pernah terdengar.
“2002 itu saya mulai berdakwah. Dari tahun 2002 sampai 2015 nggak ada sebutan radikal, anti NKRI, seperti yang sekarang, anti pancasila dan segala macamnya. Itu belum ada semua,” kata Felix.
Lebih lanjut, Felix Siauw menyebut narasi dan tuduhan-tuduhan itu semakin kuat terdengar pada awal periode Presiden Jokowi tepatnya di tahun 2016. Saat itu jelang Pilkada DKI Jakarta.
“Nah mendadak di tahun 2016 ini mulai muncul ungkapan-ungkapan radikalisme, intoleransi, ini baru muncul seolah ini masalah bernegara yang lebih besar,” ujarnya.