Sejarah Rumah Lengkong, Kisah Gugurnya Mayor Daan Mogot

Bangunan Rumah Lengkong masih kokoh dengan cat tembok putih berpadu dengan warna hijau pada jendela, pintu hingga atapnya.

Hairul Alwan
Selasa, 17 Agustus 2021 | 14:06 WIB
Sejarah Rumah Lengkong, Kisah Gugurnya Mayor Daan Mogot
Daan Mogot (ist)

SuaraBanten.id - Salah satu peninggalan sejarah di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yakni Rumah Lengkong dan Palagan Lengkong menjadi saksi bisu gugurnya Mayor Daan Mogot diberondong peluru oleh tentara Jepang.

Bangunan tersebut menyimpan sejarah gugurnya salah satu pejuang kemerdekaan Indonesia, Mayor Daan Mogot, yang saat itu menjabat direktur angkatan militer Tangerang.

Saat ini, Bangunan Rumah Lengkong masih kokoh dengan cat tembok putih berpadu dengan warna hijau pada jendela, pintu hingga atapnya.

Berada di kawasan perumahan elite di Lengkong, Serpong, Tangsel lokasi Rumah Lengkong terbilang tersamarkan.

Baca Juga:8 Pemanjat Kibarkan Bendera Merah Putih Raksasa di Tebing Gunung Hawu

Tak hanya Mayor Daan Mogot, turut gugur pula dua perwira lainnya, yakni Letnan 1 Soebianto Djojohadikoesomo dan Letnan 1 Soetopo sebagai Polisi Tentara Resimen IV Tentara Rakyat Indonesia (TRI).

Monumen peringatan peristiwa gugurnya Mayor Daan Mogot bersama puluhan taruna Angkatan Militer Tangerang di Taman Daan Mogot, Lengkong, Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Senin (16/8/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]
Monumen peringatan peristiwa gugurnya Mayor Daan Mogot bersama puluhan taruna Angkatan Militer Tangerang di Taman Daan Mogot, Lengkong, Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Senin (16/8/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

Serta puluhan taruna Akademi Militer (Akmil) Tangerang lainnya. Peristiwa berdarah itu terjadi pada Jumat, 25 Januari 1946.

Untuk memperingati HUT ke-76 RI, Sejarawan Kota Tangerang Selatan TB Sos Rendra menceritakan kilas balik peristiwa berdarah, untuk mengenang para pahlawan yang gugur di sebuah markas perkebunan karet itu.

Kepada SuaraJakarta.id—Jaringan Suara.com, peristiwa berdarah di Rumah Lengkong bermula saat Mayor Daan Mogot berencana melucuti senjata tentara Jepang yang menguasai markas di perkebunan karet di Lengkong.

Tentara Jepang itu dipimpin Kapten Abe. Mereka datang dari markas di Bogor menuju Tangerang dan singgah di Lengkong pada 25 Desember 1945.

Baca Juga:Eko Yuli Irawan Terima Tanda Kehormatan Tertinggi Provinsi Jatim di HUT RI ke-76

"Sebelum Mayor Daan Mogot datang, pasukan tentara Jepang dipimpin Kapten Abe, mendapat serangan dari Laskar Rakyat Serpong. Sayangnya, serangan itu gagal dan markas bekas Belanda itu berhasil dikuasai tentara Jepang," kata Rendra bercerita, Senin (16/8/2021).

Rumah Lengkong atau Palagan Lengkong, cagar budaya yang menyimpan sejarah gugurnya Mayor Daan Mogot dan pasukannya oleh tentara Jepang, di Lengkong, Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Senin (16/8/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]
Rumah Lengkong atau Palagan Lengkong, cagar budaya yang menyimpan sejarah gugurnya Mayor Daan Mogot dan pasukannya oleh tentara Jepang, di Lengkong, Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Senin (16/8/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

Sebulan setelah itu, Mayor Daan Mogot yang geram terhadap keberadaan tentara Jepang di Lengkong, Serpong, kemudian berencana melucuti senjata para tentara Jepang. Pasalnya, saat itu Indonesia sudah merdeka.

Pada 25 Januari 1946, Mayor Daan Mogot bersama Mayor Wibowo, Letnan 1 Soebianto Djojohadikoesomo dan Letnan 1 Soetopo, serta 70 taruna Akmil Tangerang datang ke Lengkong untuk meminta tentara Jepang menyerah tanpa adanya pertumpahan darah.

Cerdiknya Mayor Daan Mogot, kata Rendra, beliau menjadikan sejumlah serdadu Inggris berkebangsaan India menyamar mengenakan seragam tentara. Hal itu agar Kapten Abe menganggap mereka adalah sekutu.

"Agar tak menimbulkan kecurigaan, lalu memakai serdadu Inggris yang dipersenjatai militer, untuk mengelabui tentara Jepang agar dianggap sekutu," ungkap Rendra.

Sesampainya di sana, Mayor Daan Mogot pun bernegosiasi dengan Kapten Abe. Salah satu diantara pasukannya, yakni Mayor Wibowo dijadikan sebagai jaminan dalam negosiasi, lalu ditahan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini