SuaraBanten.id - Warga Banten mungkin masih terbilang asing mendengar nama Nyimas Gamparan.
Nyimas Gamparan merupakan salh satu pahlawan lokal yang menjadi panglima perang perempuan Banten yang memimpin perang di sekitar Cikande.
Berada di bagian depan pasukan perang, pahlawan daerah beranama Nyimas Gamparan mengebu-gebu melawan Belanda di medan perang.
Nyimas Gamparan kumandangkan genderang perang saat Belanda memberlakukan aturan tanam paksa.
Baca Juga:Isi, Perumusan Hingga Arti Penting Pembacaan Teks Proklamasi, Sudah Tahu?
Lantaran Belanda saat itu hampir keok dengan pasukan Nyimas Gamparan, Belanda adu domba rakyat hingga perembunyiannya diketahui dan dikepung pasukan.
![Petilasan Nyimas Gamparan di TanjungSari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang. [tanjungsari-pabuaran.desa.id]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/08/17/91934-petilasan-nyimas-gamparan-di-tanjungsari.jpg)
Nyimas Gamparan, merupakan pahlawan wanita Banten yang dengan gagah berani turun ke medan perang melawan penjajahan kolonial Belanda.
Ia menjadi panglima perang, dan kumandangkan genderang perang kepada kolonial Belanda pada saat perang Cikande pada tahun 1830 an. Saat itu pemerintah Belanda melakukan tanam paksa kepada masyarakat sekitar.
Salah satu pahlawan perempuan Banten itu, tidak terima dengan aturan tanam paksa yang diberlakukan oleh pemerintah kolonial Belanda kepada masyarakat Cikande dan sekitarnya.
Tidak ada kata yang pantas bagi Nyimas Gamparan ucapkan selain menabuh genderang perang melawan para penjajah di tanah jawara.
Baca Juga:Respon Ceramah UAS Ferdinand Sebut Ikhwanul Muslimin Teroris, Jadi PKS?
Nyimas Gamparan bersama pasukannya melawan Belanda menggunakan strategi griliya. Kala itu Belanda nyaris terseok dan kalah oleh Nyimas Gamparan bersama dengan pasukannya.