SuaraBanten.id - Dokter di Ponorogo vonis pasien Covid-19. Karena itu vonis yang dikeluarkannya, Sang dokter diancam dibunuh. Tak hanya mendapat ancaman pembunuhan, bahkan sang dokter diancam di suntik mati.
Ancaman yang dilayangkan kepada dokter itu disampaikan akun Facebook ‘Hery Dlondonge Wong Keling’ dan ‘Agus Roslan’.
“Golek i ae dokter e terus di tekek opo di sontek mati…. Ben kapok… Covid e wis ilang tpi dokter sing sik ngetokne virus iki langsung ae di golek i sopo sing nangani pasien terus di idak cengel e ben ra kesuwen (cari aja dokternya terus dicekik atau disuntik mati. biar kapok. covid-19 sudah hilang tapi dokter yang keluarkan virus ini mesti dicari dan dibuat tak berkutik daripada kelamaan),” bunyi ancaman terhadap dokter Ponorogo dari akun facebook Hery Dlondonge Wong Keling.
Menanggapi pernyatan viua media sosial yang viral itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Ponorogo Aris Cahyono menyoroti permasalahan ini.
Baca Juga:Dokter Ponorogo Diancam Dibunuh dan Disuntik Mati karena Vonis COVID-19: Cari dan Cekik
Aris mengaku prihatin dengan adanya hujatan dan ancaman yang ditujukan ke Tenaga Kesehatan (nakes) di Ponorogo melalui akun facebook.
“Padahal nakes bekerja sebagai garda terdepan, (ancaman) ini menambah beban moral kita,” tutur Aris kepada wartawan seperti dilansir Solopos.com, Selasa kemarin.
Menurut Aris, adanya ancaman lewat akun facebook itu diharapkan tidak mempengaruhi kinerja para nakes di Ponorogo. Dia pun meminta para dokter menyikapi dengan kepala dingin.
“Pemahaman masyarakat terhadap Covid-19 berbeda sehingga menentukan sikap di media sosial,” imbuh Aris.
Aris menambahkan ada orang yang tahu betul soal Covid-19 ini dengan mencari sendiri informasi.
Baca Juga:23 Pekerja Migran Asal Ponorogo Positif Covid-19, Dinkes: Bukan Virus Varian Baru
Tapi ada juga masyarakat yang setengah tahu tapi gampang terprovokasi dan ikut-ikutan.
Jadi pemahaman masyarakat akan menentukan sikapnya terutama di media sosial seperti Facebook di Ponorogo.
Aris pun berharap informasi yang beredar di masyarakat tidak menimbulkan kesalahpahaman.
“Semoga masyarakat lebih paham kerja kita dan tidak selalu menyudutkan nakes,” tandas Aris menanggapi ancaman kepada nakes di Ponorogo lewat akun Facebook.