SuaraBanten.id - Ustadz Yahya Waloni membuktikan orang Indonesia mudah percaya dengan suatu hal yang belum tentu benar. Salah satunya, orang Indonesia percaya dengan cepat kalau dirinya seorang ustadz.
Padahal Yahya Waloni mengaku dulunya seorang pendeta dan menyebut dirinya kafir.
Pernyataan Yahya Waloni itu dapat dilihat dalam video berjudul 'Kafir di Dunia Bisa Senang-Senang, Padahal Calon Neraka | Yahya Waloni Terbaru | Termometer Islam' yang diunggah, Rabu kemarin.
Ustadz Yahya Waloni awalnya menceritakan soal perubahannya dari orang kafir menjadi orang Islam.
Baca Juga:Komplain Diberi Kursi Gereja saat Ceramah, Yahya Waloni: Ganti Kursi Islam
"Saya dari kafir masuk Islam. Wajah saya, watak saya, postur tubuh saya begini, nggak pernah berubah. Yang mana yang berubah? Di dalam jiwa saya," ujar Ustadz Yahya Waloni.
![Ustaz Yahya Waloni (Youtube)](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/04/15/67948-ustaz-yahya-waloni-youtube.jpg)
Ustadz Yahya Waloni menekankan perubahan iman seseorang itu bukan terlihat dari luar.
"Jadi perubahannya bukan dari luar. Kata orang Arab 'Yastakhfuuna minannaasi walaa yastakhfuuna minallahi' (artinya) kau bersembunyi di hadapan manusia, kau tidak mampu bersembunyi di hadapan Allah," tuturnya.
Ustadz Yahya Waloni pun menyinggung bagaimana tampilan luar sering dijadikan paramater taubat seseorang.
"'Oh dia sudah berubah, waktu sebeluk Ramadhan nggak pakai jenggot, sekarang sudah ada jenggot. Celananya dulu panjang, sekarang sudah begini (berdiri lalu menangkat jubahnya hingga kakinya terlihat). Sudah bertobat dia.' Woi kawan, orang bertobat bukan (dilihat) dari jenggot. Kalau ukurannya jenggot, Yahudi duluan masuk surga karena Yahudi jenggotnya sampai di perut," tandas Yahya Waloni.
Baca Juga:Minta Ganti Kursi Saat Ceramah, Yahya Waloni Singgung Kursi Gereja
Ia lantas mengaitkan bahwa ada juga orang 'munafik' yang berpuasa, memakai sorban, dan mengaku ustaz.
"Kemarin, satu bulan, kelompok-kelompok munafik puasa, ada istilah buka bersama, saya nonton TV, innalillahi. Habis bicara A jadi B. Ada satu yang sering pakai sorban seperti ban pespa putih ke mana-mana (sambil menggerakkan tangan mengelilingi kepalanya, seolah melilit sorban). Ngaku-ngaku ustaz," ujar Yahya Waloni.
![Ustaz Yahya Waloni (Youtube)](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/04/15/62865-ustaz-yahya-waloni-youtube.jpg)
Pada bagian inilah, Yahya Waloni menyebut bahwa orang Indonesia sangat mudah percaya padahal watak orang gampang berubah.
Contohnya ia sendiri yang mualaf namun langsung disebut ustaz oleh masyarakat Indonesia.
"Hei kawan, ini orang Indonesia ini, suka sekali percaya. Saya saja dari kafir, langsung dicap ustaz begini. Jangan dulu! Apalagi orang Indonesia ini wataknya suka berubah. Hari ini bicara A, besok jadi B, seperti bunglon, seperti gurita. Gurita, batu putih jadi putih, batu merah jadi merah, batu biru jadi biru, batu cokelat jadi cokelat, batu hitam jadi hitam, watak orang Indonesia," kata Yahya Waloni.