Tak Terdampak Pandemi, Usaha Olahan Ikan Payus Milik Apendi Banjir Pesanan

Bahkan menjelang dan saat Ramadhan nanti makanan olahan ikan payusnya sering kali jadi primadona lantaran banyak mendapat orderan.

Hairul Alwan
Rabu, 24 Maret 2021 | 07:25 WIB
Tak Terdampak Pandemi, Usaha Olahan Ikan Payus Milik Apendi Banjir Pesanan
Proses pembuatan bontot (Bantennews.co.id)

SuaraBanten.id - Tak terdampak Pandemi Covid-19,  usaha olahan ikan payus milik Apendi bajir pesanan menjelang Ramadhan.

Puluhan tahun menjalani usaha makanan berbahan dasar ikan payus atau ikan bandeng laki menyimpan cerita indah tersendiri bagi Apendi.

Walaupun ikan payus jarang diminati lantaran merupakan ikan yang banyak durinya, di tangan Apendi ikan payus mampu menopang ekonomi keluarganya selama ini.

Bahkan, meski di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, usaha olahan ikan payus miliknya tidak berdampak.

Baca Juga:Viral Kucing Diinjak Sekolah Solideo Christian, Dodit: Kawal Kasusnya

Bahkan menjelang dan saat Ramadhan nanti makanan olahan ikan payusnya sering kali jadi primadona lantaran banyak mendapat orderan.

Meski dikenal sebagai predator bibit bandeng (Nener), ikan payus memiliki banyak manfaat yang salah satunya dapat diolah menjadi bahan baku camilan seperti kerupuk, bontot dan kropcok.

Bontot adalah sejenis pempek yang olahannya berbahan dasar tepung kanji dan ikan payus. Bontot sendiri berasal dari Banten dan bontot bisa ditemukan di Desa Wanayasa dan Desa Domas, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang.

Sementara kropcok adalah camilan seperti kerupuk namun berbentuk bulat-bulat kecil yang rasanya gurih.

Salah satu Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang menggunakan ikan payus sebagai bahan bakunya adalah UKM Cahaya Anugrah yang dimiliki oleh Apendi dan Mastariah.

Baca Juga:Hotel Milik Cynthiara Alona Disegel Satpol PP, Izinnya Terancam Dicabut

Apendi mengatakan ia merintis usaha tersebut sendiri sejak tahun 90-an hingga akhirnya bisa memiliki karyawan sebanyak 12 orang. Usaha yang ia jalani tersebut semuanya menggunakan ikan payus sebagai bahan dasarnya.

“Semuanya pakai ikan payus. Ikan payusnya biasa saya dapatkan dari Kronjo dan Jakarta,” ujarnya pada BantenNews.co.id-Jaringan SuaraBanten.id, Selasa(23/3/2021).

Lebih lanjut, Apendi mengatakan ikan payus yang ia dapat dari para pengepul biasanya sekitar 2 kuintal.

“Dari 2 kuintal itu setiap harinya menjadi 20 kilogram ikan payus yang siap diolah menjadi beberapa olahan lagi,” terangnya.

Apendi biasanya memasarkan hasil olahan ikan payus tersebut ke pasar Pontang dan Tirtayasa.

“Biasanya ke pasar-pasar dekat sini tapi banyak juga peminatnya yang datang langsung dari Malingping, Pandeglang dan Jakarta,” lanjutnya.

Pandemi tidak menyurutkan usaha yang Apendi jalani selama puluhan tahun ini, ia mengaku usahanya makin meningkat dan banjir pesanan.

“Alhamdulillah tidak berpengaruh, apalagi menjelang bulan Ramadan banyak pesanan seperti sekarang,” katanya.

Dari usaha ikan payus yang berada di Desa Domas, Apendi dan Mastariah mengembangkan usahanya hingga ke Bekasi yang saat ini dikelola oleh anaknya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini