Ritual Mandi Bareng di Pandeglang, Dewan Dakwah: Rentan Aliran Sesat

Kendala pertama kondisi umat yang kelihatan pemahaman keislaman yang lemah

Pebriansyah Ariefana
Senin, 15 Maret 2021 | 13:43 WIB
Ritual Mandi Bareng di Pandeglang, Dewan Dakwah: Rentan Aliran Sesat
Ritual Mandi Bersama Tanpa Busana Hakekok Balasuta - foto istimewa via Bantennews.co.id

SuaraBanten.id - Heboh ritual mandi bareng yang dilakukan oleh aliran Hakekok Balatasuta di Pandeglang membuat Dewan Dakwah Provinsi Banten resah. Dikhawatirkan muncul aluran sesat susulan di sana. Di tambah jumlah pendakwah di Banten juga kurang.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Dewan Dakwah Provinsi Banten, Syamsuddin usai Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) dan peresmian Masjid Khoiru Ummah di Lingkungan Kalanganyar, Kelurahan Kuranji, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, Minggu (14/3/2021) kemarin.

“Masih kurang karena tidak berimbang, coba jumlah mesjid, pesantren dan majelis taklim, dibanding dengan jumlah ustad kekurangan,” katanya seperti dikutip di Bantennews.co.id (Jaringan SuaraBanten.id) Senin (15/3/2021).

Menurut Syamsuddin, ukuran ideal penyiaran keagamaan setiap desa atau kelurahan ada satu dai sehingga penyebarluasaan dakwah menyeluruh hingga ke penjuru kampung.

Baca Juga:Ngaku Salah, Ketua dan Pengikut Ajaran Hakekok Kini Minta Dibina MUI

“Idealnya, target minimal 1 dai satu desa. Kalau ada orang sejuta umat itu kebanyakan, di Banten aja banyak desa,” ungkapnya.

Minimnya jumlah pendakwah dikhawatirkan menyebabkan adanya aliran sesat yang mendoktrin pemikiran masyarakat. Terlebih beberapa waktu lalu ditemukan adanya 16 warga yang diduga menjadi pengikut aliran Hakekok di Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang.

“Kendala pertama kondisi umat yang kelihatan pemahaman keislaman yang lemah, dan aliran sesat itu banyak faktor bukan hanya pemahaman tapi juga ekonomi, ada usaha dari luar,” jelasnya.

Ia mengungkapkan, keberadaan dewan dakwah salah satunya untuk menangkal gerakkan kemurtadan.
“Sebetulnya kesesatan itu tidak akan terjadi kalau aqidahnya sudah lurus, makanya kerja kita bagaimana akidah umat supaya selamat, tentu harus dengan syariat termasuk juga ukhuwat, karena dakwah tidak bisa sendirian,” ungkapnya.

Dalam Rakerwil tersebut, Syamsuddin juga menetapkan salah satu program yakni pengkaderan dengan nama Akademi Dakwah Indonesia. Alumninya akan dikirim ke Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) di Jakarta.

Baca Juga:Tobat Massal, Penganut Ajaran Hakekok Ramai-ramai Masuk Pesantren

“Itu harus dibangun, nanti ada training jadi dai memiliki skill yang memadai dan mampu terjun ke masyarakat yang terpencil. Hasilnya nanti bisa diterjunkan ke masyarakat, bahkan ada juga ke pendidikan,” ucapnya.

Sementara itu, Walikota Serang Syafrudin mengaku mendukung program yang digagas dalam Rakerwil Dewan Dakwah, termasuk juga dengan peresmian Masjid Khoiru Ummah. dengan begitu, diharapkan keberadaannya memberikan manfaat dan menyebarluaskan keislaman.

“Kami hadir di Rakerwil Dewan Dakwah Provinsi Banten ini sebagai bentuk dukungan pemerintah atas kegiatan tersebut. Alhamdulillah di tengah pandemi seperti ini, kegiatan dilaksanakan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan,” ungkapnya.

Ia berharap dengan digelarnya Rakerwil tersebut mampu menyepakati program-program yang dapat mendongkrak kualitas manusia di Banten, khususnya di Kota Serang.

“Rakerwil ini kami harapkan dapat menghasilkan program-program yang lebih baik lagi untuk Banten, khususnya kota serang. Dengan melakukan evaluasi atas program yang sebelumnya telah dilaksanakan,”pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini