Bocah 16 Tahun Bawa Parang Mau Bantai Jamaah Masjid Assyafaah

Dia juga mau serang Masjid Yusof Ishak.

Pebriansyah Ariefana
Kamis, 28 Januari 2021 | 12:17 WIB
Bocah 16 Tahun Bawa Parang Mau Bantai Jamaah Masjid Assyafaah
ILUSTRASI penyerangan masjid. [Foto: Suarajatimpost.com]

SuaraBanten.id - Remaja 16 tahun dituduh merencanakan serangan di Masjid Assyafaah. Dia juga mau serang Masjid Yusof Ishak.

Remaja itu mau mantai jamaah di masjid itu menggunakan parang. Polisi mengungkapkan jika remaja itu terinspirasi oleh pembantaian Cristchurcht, Selandia Baru tahun 2019 lalu.

Masjid Assyafaah dan Masjid Yusof Ishak ada di Singapura. Rencana penyerangan itu diungkap dalam keterangan Kementerian Dalam Negeri Singapura, dilansir di ABC, Kamis (28/1/2021).

Remaja ini menonton sebuah video yang menyiarkan secara langsung serangan teroris di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, pada 15 Maret 2019.

Baca Juga:Sadis! 100 Warga Desa Dibantai Tanpa Ampun di Nigeria, Jadi Kasus Terburuk

Ia juga membaca manifesto penyerang Christchurch, Brenton Tarrant. Tarrant merupakan warga negara Australia yang melakukan penembakan dan membunuh 51 orang.

Aksinya ini juga menyebabkan 40 orang lainnya terluka. Dia mengaku bersalah atas pembunuhan dan terorisme yang dilakukan dan dijatuhi hukuman oleh pengadilan Selandia Baru seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat.

Remaja Singapura itu berencana menyerang Masjid Assyafaah dan Masjid Yusof Ishak menggunakan parang pada 15 Maret. Tanggal ini persis seperti pembantaian yang terjadi di Christchurch.

"Seperti Tarrant, pemuda itu bermaksud mengemudi di antara dua lokasi penyerangan. Karena itu, ia menyusun rencana untuk mendapatkan kendaraan yang digunakan selama penyerangan," tulis pemerintah dalam keterangannya.

Remaja tersebut juga diduga membeli rompi taktis secara daring. Rompi ini dimaksudkan untuk dihias dengan simbol ekstremis sayap kanan.

Baca Juga:Natal di Sigi Usai Pembantaian: Kami Tetap Mengasihi Teroris MIT Ali Kalora

Ia juga berencana memodifikasi agar bisa dipasangi kamera yang berfungsi menyiarkan langsung serangan tersebut.

"Dia juga menonton video propaganda ISIS, dan sampai pada kesimpulan yang salah. Ia menilai ISIS mewakili Islam dan Islam meminta pengikutnya untuk membunuh kafir," kata pernyataan itu.

Sebuah laporan dari Institute for Economics and Peace yang dirilis tahun lalu menemukan fakta, serangan yang dilakukan oleh ekstremis sayap kanan di seluruh dunia telah meningkat 250 persen, dibandingkan lima tahun sebelumnya.

Terkait serangan ini, Dewan Agama Islam Singapura mengatakan pihaknya merasa prihatin dan sedih dengan dugaan plot tersebut.

"Kami mengutuk semua tindakan teror dan kekerasan. Mereka tidak memiliki tempat dalam agama apapun. Tindakan ini akan memecah belah komunitas," kata lembaga ini dalam sebuah pernyataan.

Dewan Agama Islam juga menambahkan aksi itu sebagai insiden yang terisolasi. Mereka bersyukur badan keamanan dapat mendeteksi lebih awal.

Komunitas Muslim Singapura diketahui mewakili sekitar 14 persen dari populasi negara Asia Tenggara. Di sisi lain, Dewan Gereja Nasional Singapura mengatakan pihaknya sangat sedih dengan insiden ini.

Mereka tidak menyangka seorang pemuda yang menghadiri gereja telah merencanakan serangan itu Pihak berwajib menyebut remaja yang digambarkan sebagai 'orang Kristen Protestan dari etnis India' ini, merupakan orang pertama yang ditahan karena menyembunyikan pandangan ekstrimis sayap kanan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini