Alasan ketiga tersangka itu melancarkan aksinya di malam Minggu sekira pukul 22.00 WIB, lanjut Iman, lantaran para geng motor selalu beraksi di waktu tersebut.
"Apa yang mereka lakukan tidak hanya tindak pidana tapi juga memberi dampak keresahan dan penderitaan terhadap korban. Mereka mengalami luka, ada korban mahasiswa mengakibatkan luka peluru mimis menyerempet paru-paru," jelas Iman.
Sementara tersangka EV mengaku menyesal telah melakukan aksi koboi. Niat dia ingin membubarkan balap liar namun kebalikannya dia malah membuat resah masyarakat.
EV mengaku, senjata tersebut dibeli dari online, namun dia tidak menyebutkan apakah dari pasar gelap atau online apa. Dengan begitu kepemilikan senjatanya itu ilegal.
Baca Juga:Polisi Sempat Kesulitan Bongkar Kasus Penembakan di Tangerang Selatan
"Kalau saya eksekutor. Otaknya teman saya berdua ini. Tidak terinspirasi dari game online. Kalau sasarannya yang nggak pakai helm dan berkendara secara arogan," tutur EV.
EV melakukan aksinya itu secara acak. Dia pun mengaku saat melepaskan tembakan tidak tahu yang menjadi sasaran itu geng motor atau bukan.
"Beli senjata ini sudah 2 tahun yang lalu. Dulu pernah latihan nembak di Jakarta tapi sekarang udah nggak," pungkasnya.